Sukses

Eropa Tuding Mata Uang Baru Bitcoin Berbahaya

Otoritas Perbankan Eropa dan Bank Sentral China menolak secara tegas penggunaan Bitcoin yang dianggap berbahaya. Apa bahanyanya?

Meski didukung bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserves, mata uang baru yang meraup untung besar tahun ini, Bitcoin, ternyata ditolak di sejumlah negara. Kabar terakhir menyebutkan, Otoritas Perbankan Eropa (European Banking Authority/EBA) mengeluarkan peringatkan keras mengenai risiko dan bahaya penggunaan Bitcoin.

Dua pekan sebelumnya, Bank Sentral China juga telah mengeluarkan aturan baru yang melarang lembaga keuangan berurusan dengan Bitcoin.

Seperti dikutip dari CNN, Senin (16/12/2013), dalam laporannya EBA mengingatkan para konsumen bahwa investasi apapun dalam bentuk Bitcoin dapat berubah menjadi tak bernilai. Mata uang digital tak memiliki regulasi yang jelas dan membuat para penggunanya tidak memiliki perlindungan hukum jika bisnis atau perdagangannya hancur.

Peringatan yang dikeluarkan EBA Ini membuat beban besar bagi para investor dan para pelanggan yang antusias meningkatkan kepemilikan Bitcoin-nya. Apalagi muncul wacana alat transaksi baru itu dapat menjadi mata uang global di masa depan.

Nilai Bitcoin diketahui telah meningkat dari US$ 13 per Januari menjadi US$ 1.200 dan diperdagangkan senilai US$ 921 di bursa Mt.Gox. Mata uang tersebut dangat rentan dengan volatilitas harga yang terhitung parah.

Meski demikian, Bitcoin memperoleh dukungan dari perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz. Perusahaan tersebut menginvestasikan dana sekitar US$ 20 juta di Coinbase untuk mata uang digital tersebut. Coinbase merupakan perusahaan yang mengizinkan para penggunanya membeli, menjual dan menggunakan Bitcoin.

Namun laporan Bank Sentral Eropa justru memperingatkan jenis dompet digital tersebut dapat berisiko mengalami peretasan (hacked) dan membuat para investor kehilangan uangnya begitu saja.

Sebagai informasi, program dibalik Bitcoin sebenarnya telah diciptakan pada 2009. Tidak seperti mata uang tradisional biasa yang kini beredar, Bitcoin tidak dikelola pemerintah pusat.

Keberadaan Bitcoin makin diperhitungkan setelah menerima dukungan besar dari para pejabat The Fed, termasuk orang nomor satunya, Ben Bernanke. Dia mengatakan, Bitcoin merupakan mata uang yang menjanjikan dalam waktu lama sebagai bagian dari sistem pembayaran internasional.(Sis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini