Sukses

5 Negara dengan Perekonomian Terburuk di Dunia

Sepanjang 2013, International Monetary Fund (IMF) menyusun sejumlah laporan mengenai tingkat perekonomian berbagai negara di dunia

Sepanjang 2013, International Monetary Fund (IMF)  menyusun sejumlah laporan mengenai tingkat perekonomian berbagai negara di dunia.

Hasilnya, IMF menemukan terdapat 5 negara yang tercatat memiliki perekonomian terburuk di dunia sepanjang 2013.

Seperti mengutip Money CNN, Senin (23/12/2013), kategori negara terburuk secara global yang dinilai dari jumlah produk domestik bruto (PDB) hingga tingkat pengangguran.

Penilaian lain mengacu pada utang yang ditanggung pemerintah yang menjadi salah satu tolak ukur masuknya suatu negara ke dalam kategori tersebut. Lebih lengkapnya, berikut lima negara terburuk di dunia sepanjang 2013:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Afrika Tengah

Indikator: Perubahan tingkat produk domestik bruto (PDB)
Estimasi pengurangan jumlah PDB: -14,5%

Ketegangan perang sipil yang meningkat menjadi alasan terbesar Afrika Tengah sebagai negara terburuk di dunia pada 2013.

Ketidakstabilan dan korupsi menghalagi negara tersebut untuk tumbuh dan memperoleh keuntungan dari sumber daya alam seperti emas, berlian dan uranium.

Perekonomiannya telah anjlok sekitar 14,5% pada 2013. Meski demikian, IMF memprediksi ekonomi Afrika Tengah akan lebih stabil pada 2014.
2. Malawi
3 dari 6 halaman



Indikator: PDB per kapita
Estimasi PDB 2013: US$ 215,22

Sekitar setengah dari penduduk kota di Malawi hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 1 per hari. Jaminan pangan menjadi tantangan besar bagi negara di wilayah Afrika Selatan ini. Malawi memang memiliki sejarah kehidupan di bawah kesengsaraan.

Selama beberapa tahun terakhir, negara ini mengalami masa-masa sulit. Kelangkaan cadangan devisa yang diderita Malawi membuatnya tak mampu mengimpor barang-barang penting seperti bensin dan obat-obatan pada 2012.

Meski demikikan, IMF memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5% lebih tinggi pada 2013. Namun Malawi tetap masih akan menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
3. Iran
4 dari 6 halaman



Indikator: Laju inflasi
Estimasi tingkat inflasi sepanjang 2013: 42,3%

Sanksi yang diterima negara kaya minyak ini dijalaninya selama lebih dari dua tahun. Kondisi tersebut melemahkan nilai tukar mata uangnya yang lalu memicu tingkat inflasi.

Pada November, Iran menyetujui kesepakatan dengan enam negara terkuat di dunia. Dalam kesepakatan tersebut Iran akan menghakhiri program nuklirnya dan mendapat keringanan saksi.

Meskpiun kesepakatan tersebut dapat membuka pintu bagi perdagangan bebas dengan bangsa barat, tapi banyak sanksi lain seperti pembatasan ekspor minyak ke AS dan Eropa yang masih harus dijalani Iran. Situasi itu tetap berpotensi mengganggu ekonomi negaranya.
5 dari 6 halaman

4. Makedonia

Indikator: Tingkat pengangguran
Estimasi tingkat pengangguran sepanjang 2013: 30,02%

Untuk kedua kalinya, Makedonia berada di level teratas sebagai negara yang memiliki paling banyak pengangguran. IMF memprediksi satu per tiga tenaga kerja di Makedonia akan diberhentikan dari pekerjaannnya.

Negara yang industri utamanya bergerak di bidang pertanian, tekstil dan otomotif ini tampak tumbuh melambat tahun ini.

Sementara itu, pasar tenaga kerja masih belum kunjung pulih. Data statistik resmi menunjukkan tingkat pengangguran di AS berjumlah hingga 30.02%, porsi yang sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi keseluruhan.
6 dari 6 halaman

5. Jepang

Indikator: Utang pemerintah
Estimasi jumlah utang sepanjang 2013: 244% dari PDB

Jepang merupakan negara yang tumbuh dengan sangat pesat dibandingkan kebanyakan negara maju lainnya tahun ini. Tetapi Jepang menanggung utang yang sangat tinggi dan terus menumpuk.

Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini tengah menerapkan program yang sangat ambisius, Abenomics. Program tersebut dirancang untuk mengakhiri kemerosotan harga-harga produk dalam beberapa dekade terakhir.

Kebijakan Abenomics juga termasuk stimulus moneter dalam jumlah besar dan pengeluaran pemerintah. Dalam meningkatkan disiplin keuangan, pemerintah Jepang juga menaikkan pajak konsumsi.

Selama bertahun-tahun, suku bunga yang sangat rendah membuat Jepang dapat menerbitkan surat utang. Sepanjang 2013,  jumlah utangnya diprediksi melonjak hingga 244% dari PDB.

Sementara itu utang Jepang di AS diperkirakan mencara 105% dari PDB dan utang Yunani sekitar 175% dari PDB.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.