Sukses

Bos Wanita Masih Langka di Jepang

Dengan jumlah penduduk perempuan yang jauh melampaui pria, ternyata posisi eksekutif perusahaan-perusahaan di Jepang masih didominasi lelaki

Dengan jumlah penduduk perempuan yang jauh melampaui pria, ternyata posisi eksekutif perusahaan-perusahaan di Jepang masih didominasi para lelaki. Terbukti hanya 15% perusahaan-perusahaan di Jepang yang posisi eksekutifnya dijabat wanita.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (26/12/2013),  Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bahkan bertujuan untuk meningkatkan peran kepemimpinan wanita hingga lebih dari 30% pada 2020. Dia berharap, setidaknya setiap perusahaan memiliki satu eksekutif wanita.

Menanggapi tujuan tersebut, salah satu pengusaha ternama di Jepang, William Saito mengatakan, saat ini diskriminasi gender di tempat kerja telah banyak berkurang. Para wanita telah memiliki kesempatan kerja yang sama seperti yang diperoleh para pria.

"Persaingan kerja antara wanita dan pria memang masih ketat, tetapi kondisinya telah membaik dalam beberapa tahun terakhir. Peluang kerja yang tersedia bagi para wanita jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnyam," terang Saito.

Kapitalis bisnis tersebut menjelaskan, Jepang memiliki lebih banyak penduduk wanita dibandingkan pria. Selain itu, para wanita di negeri tersebut juga mengenyam pendidikan yang lebih lama dibandingkan para pegawai lelaki.

"Para perempuan di Jepang, cenderung memiliki sudut pandang yang lebih global, karena banyak dari mereka yang belajar di luar negeri. Para perempuan bisa memberikan budaya kerja yang lebih variatif di perusahaan,"  ungkapnya.

Meski demikian, Saito mengatakan, terdapat perbedaan yang mencolok antara pekerja wanita dan pria. Salah satu perbedaan terbesarnya yang juga menjadi kelemahan para pekerja wanita di Jepang adalah kemampuannya untuk berkomunikasi.

"Perbedaan antara eksekutif wanita dan pria terletak pada kemampuan untuk berkomunikasi dan kemampuan meyakinkan orang lain untuk bekerja dengannya," ujarnya.

Masalah utama yang sebenarnya dihadapi para wanita di Jepang adalah kesulitan mempertahankan budaya nasional di mana para perempuan terbiasa bekerja mengurus rumah tangga. Sementara itu, Abe juga berupaya meningkatkan jumlah pembangunan Tempat Penitipan Anak (TPA) agar para wanita bisa lebih tenang dan fokus saat bekerja. (Sis/Ndw)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.