Sukses

10 Negara Dengan Ekonomi Terbaik di 2030 (II)

Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara yang mampu memimpin ekonomi dunia dalam dua dekade ke depan.

Kegagahan Amerika Serikat (AS) memimpin ekonomi dunia memang tak terbantahkan. Tetapi belum tentu negara-negara lain yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat menggeser posisinya sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Seperti dikutip dari The Richest, Jumat (27/12/2013), para analis melakukan sejumlah pengamatan pada pergerakan ekonomi di beberapa negara di dunia.

Para analis mengukur berbagai aspek perekonomian termasuk sikap, kebijakan dan reformasi yang diterapkan pemerintah di suatu negara.

Hasil pengamatan tersebut disusun berdasarkan estimasi produk domestik bruto (PDB) di setiap negara. Siapa sangka, dengan indikator tersebut, Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara yang mampu memimpin ekonomi dunia dalam dua dekade ke depan.

Meski masih kalah dari India yang diperkirakan berada di posisi ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menjadi yang paling tinggi di dunia.

Lengkapnya, 5 dari berikut 10 negara yang bakal jadi pemimpin ekonomi dunia di 2030:
6. Brasil

Estimasi PDB: US$ 6,3 triliun

Ekonomi Brasil banyak memperoleh keuntungan dari jumlah populasi yang besar, basis industri yang kuat serta pesatnya peningkatan penduduk kelas menengah ke atas.

Meski sempat terpuruk dan terjebak dalam ekonomi yang penuh korupsi, akhirnya Brasil berhasil lolos setelah menerapkan sejumlah reformasi.

Saat ini perubahan tersebut membuat Brasil terbiasa dengan perdagangan bebas, hubungan perdagangan yang kuat dan peningkatan investasi asing. Semua berjat pertumbuhan tingkat pendidikan dan pengembangan teknologi.

Kondisi tersebut telah membantu Brasil bangkit dari kemungkinan terburuk krisis finansial global. Kombinasi industri jasa dan tingkat tenaga kerja yang baik berhasil memulihkan ekonominya dengan sangat baik dan terhitung pesat.
7. Inggris

Estimasi PDB: US$ 5,8 triliun

Ekonomi Inggris sangat tergantung pada industri pelayanan dan jasa serta sektor keuangan lainnya. Sebagai hasilnya, pemulihan ekonomi Inggris paska diterpa krisis finansial global sangat lamban.

Untungnya, keputusan Inggris menolak menggunakan mata uang euro membuatnya tidak terkena dampak terlalu parah saat Eropa mengalami krisis. Inggris lebih memilih mendorong modal finansialnya di berbagai negara di dunia.
8. Prancis

Estimasi PDB: US$ 5,7 triliun

Meski Eropa menerima hantaman keras paska krisis finansial, tetapi Prancis hanya menerima sedikit pengaruhnya. Prancis terus melanjutkan hubungan dagang yang baik dengan berbagai negara di dunia.

Beberapa kesepakatan ekspor hebat seperti mesin dan kimia terus dikembangkan negara asal Eropa tersebut. Meski demikian, agrikultur dan pariwisata memainkan peranan besar dalam pertumbuhan ekonomi Eropa.

Mengingat fokusnya bukan di bidang teknologi dan industri, Prancis sering dianggap sebagai negara dengan daya saing yang lemah. Faktanya, Prancis diprediksi menjadi salah satu negara yang memimpin ekonomi dunia di masa depan.
9. Indonesia

Estimasi PDB: US$ 4,7 triliun

Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara serta pemilik banyak sekali Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Nasionalisasi perusahaan ini merupakan hasil dari reformasi besar-besaran saat bangkit dari krisis finansial Asia pada 1997.

Saat itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling besar. Meski demikian, Indonesia terus bangkit dan melewati India sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia.

Tren peningkatan ekonomi tersebut teruys terjhadi seiring dengan pergantian regurlasi. Tak hanya itu, Indonesia juga secara berkelanjutan memodernisasi industri minyak gas dan mineral. Semua komoditas tambang tersebut membuat banyak negara maju tergoda.

Dengan kekuatannya tersebut, tak heran jika Indonesia diprediksi menjadi salah satu pemegang 10 ekonomi terbesar di dunia.
10. Rusia

Estimasi PDB: 4,6 Triliun

Rusia saat ini berada di posisi ke-8 sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Sayangnya Rusia diprediksi turun dua peringkat ke posisi 10 dalam dua dekade ke depan.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, kebanyakan industri Rusia dibuka untuk para investor swasta kecuali sektor pertahanan dan negeri.

Berkat kuatnya industri-industri tersebut, Rusia berhasil pulih dengan baik dari krisis finansial global. Namun meski menjadi produsen minyak dan energi dalam jumlah besar, ekonominya tak mampu bertahan di level yang sama. Alasannya adalah adanya peningkatan permintaan vodka cocktail yang menjadi salah satu produk andalannya.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini