Sukses

Pemanfaatan Bioavtur Dilakukan Mulai 2016

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan campuran bahan bakar nabati (BBN) dengan avtur pada 2016.

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) pada avtur 95 ribu Kilo liter (Kl) di tahun 2016.

Direktur Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, campuran avtur ditargetkan 2% dari perkiraan konsumsi avtur 4,8 juta Kl pada 2016. Campuran avtur dengan bahan bakar nabati ini disebut bioavtur.

"Diperlukan bioavtur sebesar 95 ribu kl atau pemanfaatan bauran 2 % di 2016 dan 175 ribu kl atau pemanfaatan bauran 3% di 2017," kata Ridha, saat menghadiri nota kesepahaman dengan Kementerian Perhubungan, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (27/12/2013).

Meski pemanfaatan masih kecil,  menurut Rida, potensi energi terbarukan sangat dan tersedia di seluruh Indonesia.

"Saat ini Indonesia memiliki potensi bahan bakar nabati terbesar kedua setelah Brazil," tuturnya.

Ridha mengungkapkan, Indonesia berpotensi menjadi hub lalu lintas udara internasional apabila dapat memanfaatkan sumber bahan baku yang dimiliki untuk menyediakan bioavtur, tidak saja untuk keperluan domestik tetapi juga penerbangan internasional.

"Pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak akan dapat mengurangi konsumsi energi fosil, meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emis gas rumah kaca," pungkasnya.

Menteri Perhubungan, EE Mangindaan menyatakan, Indonesia adalah negara pertama yang bahan bakar pesawatnya dicampur dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) (Aviation Fuel).

"Tentunya kontribusi semua pemangku kepentingan mendorong Indonesia jadi negara pertama menerapkan aviation biofuel," ujar Mangindaan. (Pew/Ahm)

Baca Juga:

Pemerintah Sulap Kemiri Jadi Bahan Bakar Nabati

RI Gandeng AS Investasi Sumber Energi Baru Terbarukan

PLN Menerima Tabungan Listrik dari Panel Surya





* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini