Sukses

OJK Tengah Proses Puluhan Penawaran Efek di Pasar Modal

OJK tengah memproses 10 rencana penawaran umum, mulai dari pencatatan saham perdana hingga penerbitan surat utang.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah memproses 10 rencana penawaran umum, mulai dari pencatatan saham perdana hingga penerbitan surat utang. Nilai penawaran umum tersebut ditaksir mencapai Rp 5,7 triliun.

Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, Nurhaida mengaku pihaknya sedang memproses rencana Innitial Public Offering (IPO) dari tiga perusahaan dengan proyeksi dana raupan sebesar Rp 114,25 miliar.

"Aksi korporasi penerbitan saham baru (right issue) dari dua emiten dengan nilai Rp 3,53 triliun, penerbitan obligasi korporasi/sukuk dan PUB sebanyak empat emiten sebesar Rp 2,1 triliun," jelas dia dalam Penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (30/12/2013).

Sedangkan rencana penawaran umum dengan pemegang saham sebanyak satu emiten dengan nilai Rp 27 miliar. "Ini masih diproses, harapannya bisa segera selesai," kata Nurhaida.

Berdasarkan catatan OJK, ada penambahan IPO dari 28 emiten senilai Rp 16,58 triliun. Right issue sebnyak 31 emiten dengan nilai Rp 40,81 triliun, dan penerbitan obligasi atau sukuk atau sebesar Rp 57,77 triliun dari 50 emiten per 30 Desember 2013.

"Jadi total penawaran umum sepanjang 2013 mencapai 109 emiten dengan nilai indikatif Rp 115,16 triliun," ucapnya.

Sedangkan perkembangan jumlah reksa dana, tambah Nurhaida, hingga 24 Desember ini mencapai total nilai Rp 190,01 triliun.

Jumlah nilai reksadana sempat mencetak angka tertinggi sebesar Rp 201,61 triliun. Kondisi ini seiring dengan peningkatan IHSG.

Sementara nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia tercatat sebesar Rp 4.163,08 triliun hingga 27 Desember 2013. Jumlah ini, kata dia, mengalami pertumbuhan minus 20,85% dari US$ 340,43 miliar per 26 Desember 2013 dari sebesar US$ 430,09 miliar pada 2 Januari 2013.

"Jepang mampu merealisasikan pertumbuhan tertinggi sebesar 25,39% dari nilai kapitalisasi sebesar US$ 3,62 triliun menjadi US$ 4,54 triliun," ujarnya.

China berada di posisi kedua dengan pertumbuhan nilai kapitalisasi bursa 8,69% menjadi US$ 3,26 triliun dari sebelumnya US$ 3,01 triliun. Dan Malaysia dari US$ 465,93 miliar menjadi US$ 490,25 miliar atau bertumbuh 5,22%.(Fik/Nrm)

Baca Juga:

Gempita Terompet Akhir Tahun untuk IHSG 2013 yang Lesu

Siap-siap 1 Lot Saham Berubah pada 6 Januari 2014

Perlambatan Ekonomi Berlanjut, Berapa Target IHSG 2014?



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini