Sukses

Ekonomi Negara Berkembang Diprediksi Tumbuh Pesat Tahun ini

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprediksi melaju lebih cepat di 2014.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprediksi melaju lebih cepat di 2014. Bahkan pertumbuhannya dapat meningkat hingga 5% dibandingkan tahun lalu.

Seperti dikutip dari Europe Social Journal, Jumat (3/1/2014)), hal ini diungkapkan CEO perusahaan analisa finansial dan ekonomi dunia Roubini Global Economics, Nouriel Roubini memprediksi pemulihan ekonomi di negara-negara maju dinilai dapat meningkatkan impor dari sejumlah negara berkembang.

Selain itu, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi dana stimulusnya juga dapat menekan suku bunga acuan tetap rendah.

Menurut profesor bidang ekonomi di New York University ini, dengan industrialisasi dan urbanisasi yang semakin meningkat di negara berkembang, para penduduk kelas menengah akan mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.

Sayangnya, Roubini melihat masih banyak negara-negara berkembang yang berisiko secara ekonomi yaitu India, Indonesia, Brasil, Turki, Afrika Selatan, Hungaria, Ukraina Argentina dan Venezuela.

Seluruh negara tersebut dan tentu saja Indonesia masih dibayangi ancaman defisit fiskal dan eksternal, pertumbuhan yang melambat, inflasi yang rendah serta ketegangan politis.

Namun, diungkap Roubini, Indonesia yang gencar melakukan penyesuaian kebijakan hanya mengalami risiko ekonomi yang ringan.

Meski begitu, pasar modal dan pertumbuhannya masih sangat rentan terhadap berbagai ketidakpastian politik, kebijakan baru dan berbagai pengaruh eksternal.

Sementara kondisi ekonomi yang lebih baik di negara berkembang akan dipelopori Korea Selatan, Filipina, Malaysia dan negara Asia lain yang berperan sebagai eksportir. Di Eropa, Polandia dan Republik Ceko akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik.

Di kawasan Amerika Latin, Meksiko, ekonomi Kolombia dan Rwanda dinilai dapat berkembang lebih pesat. Akhirnya, China diprediksi dapat mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 7% di akhir 2014.

Namun meskipun telah menentukan berbagai reformasi kebijakan ekonomi, tetapi masih banyak persoalan lain seperti konsumsi swasta yang akan bergerak melambat. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.