Sukses

Soal Harga Elpiji 12 Kg, DEN: Posisi Pertamina Dilematis

Pertamina berada di posisi dilema terkait penetapan harga elpiji 12 kg.

Keputusan PT Pertamina (Persero) untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg) menuai protes dari berbagai kalangan. Menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi, Pertamina memang berada di posisi dilema terkait penetapan harga elpiji 12 kg.

Dalam menjalankan perannya sebagai perusahaan pelat merah, Pertamina dihadapkan pada dua peran yang bertentangan satu sama lain. Peran pertama yaitu sebagai sebuah perusahaan, Pertamina tentu harus mengejar untung.

Sementara di sisi lain, sebagai perusahaan milik pemerintah, Pertamina menanggung tugas untuk menjalankan tugas penyediaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji buat masyarakat.

Langkah Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg merupakan tindakan bisnis karena Pertamina sudah mengaku rugi hingga puluhan triliun rupiah dalam beberapa tahun terakhir akibat tidak pernah menaikkan harga elpiji 12 kg.

"Kalau dari sisi bisnis untuk mengejar untung itu sudah benar. Tapi dia sebagai BUMN, di mana masih ada masyarakat kalangan bawah yang pakai itu (elpiji 12 kg), nah di sisi itu dia (Pertamina) tidak tetap. Dua peran ini memang jadi dilema buat Pertamina," kata Rinaldy saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (6/1/2014).

Disinilah peran pemerintah dibutuhkan untuk mengendalikan Pertamina. Menurut dia, berat bagi Pertamina untuk menanggung peran yang bertolak belakang. Untuk itu dia mengusulkan agar peran pertamina dipertegas.

"Kalau Pertamina fokus ke bisnis, pemerintah bentuk satu unit yang berperan  untuk PSO," terang dia.

Pengamat energi dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menuturkan, secara bisnis langkah yang diambil Pertamina untuk menaikkan harga elpiji 12 kg sudah tepat. Pasalnya, harga keekonomian elpiji di pasaran juga terus meningkat.

"Harga elpiji Aramco US$ 1.000 per metrik ton, berarti keekonomiannya sebenarnya sudah Rp 12 ribu per kg. Itu baru bahan bakunya, belum biaya pengolahan, distribusi dan sebagainya," terang dia.

 Jika tidak dinaikkan, lanjut Komaidi, kerugian yang harus ditanggung Pertamina akan terus meningkat. Sementara, Pertamina juga telah beberapa kali meminta solusi kepada pemerintah soal kerugian yang harus ditanggungnya.

"Tidak ada solusi dari pemerintah soal kerugian itu. Pas naik eh malah dibilang tidak ada koordinasi," kata dia. (Ndw)


Baca Juga:

Harga Elpiji Direvisi Naik Rp 12 Ribu/Tabung Mulai Nanti Malam

Pemerintah Terpaksa Intervensi Pertamina soal Harga Elpiji 12 Kg

Bos Pertamina dan Para Menteri Kumpul di BPK Bahas Harga Elpiji

Harga Elpiji 12 Kg Naik, Masyarakat Mulai Melirik Bright Gas





* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini