Sukses

Kuba Kenakan Harga Selangit untuk Mobil Asing

"Harga-harga mobilnya sangat gila. Tak ada satu penduduk pun yang mampu membelinya."

Untuk pertama kalinya selama puluhan tahun, pemerintah Kuba akhirnya mengizinkan warganya untuk membeli mobil buatan asing tanpa persyaratan khusus. Bukannya merasa bahagia, penduduk Kuba justru dibuat terkejut dengan harga jual mobil yang melambung tinggi bahkan nyaris tak satu pun warga mampu membelinya.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (6/1/2014), pemerintah Kuba dituding telah memonopoli penjualan mobil baru dan memasang harga yang jauh dari standar. Bayangkan saja, mobil Peugeot 508 dijual seharga US$ 262 ribu atau setara Rp 3,2 miliar (kurs: Rp 12.238 per dolar AS). Padahal dalam situs resminya, Peugeot dijual dengan harga mulai dari US$ 29 ribu atau Rp 354,9 juta saja.

Ironisnya, rata-rata pendapatan penduduk Kuba hanya berkisar US$ 20 atau Rp 244.800 per bulan.

Membebaskan penjualan mobil merupakan langkah terakhir dari serangkaian reformasi yang diterapkan Kuba. Pemerintah mengizinkan penduduknya membeli kendaraan baru tanpa prosedur yang rumit.

Sayangnya, niat pemerintah seolah tak sepenuhnya tulus. Harga mobil asing justru dijual dengan harga selangit dan hanya kaum minoritas yang mampu menikmati hasil reformasi tersebut.

Di Havana, Kuba, sebagian besar penduduk mengkritik lonjakan harga tersebut dengan menuding tindakan pemerintah sebagai langkah gila dan tidak menghargai rakyat. "Harga-harga mobilnya sangat gila. Tak ada satu penduduk pun yang mampu membelinya. Mereka bahkan tidak memiliki sedikitpun kesempatan untuk membelinya," ungkap salah satu diler mobil di Kuba, Suzanne.

Sementara salah seorang diler lain, Antonio mengaku dirinya tak mampu berbicara banyak soal lonjakan harga mobil tersebut.
"Ini kejutan besar. Saya tak tahu apa strategi pemerintah. Mungkin ini tahapan uji coba, tapi harganya mencekik leher," ungkapnya.

Sementara itu, pemerintah Kuba mengaku laba pembelian mobil tersebut nantinya akan dialokasikan sebagai dana khusus pengembangan transportasi publik. Uang hasil pembelian sangat diperlukan sebagai langkah pengembangan alat transportasi yang langka di Kuba.

"Namun dengan harga setinggi itu, siapa yang mampu membelinya? Jadi dari mana uang tersebut dapat diivestasikan untuk transportasi publik jika tak satupun mampu membelinya," keluh salah seorang penduduk, Daniel Rojas.

Meskipun demikian, tampaknya terdapat beberapa warga Kuba berusaha keras untuk membelinya. Salah seorang penjual mobil di Havana mengatakan telah menjual enam unit dengan harga termahal senilai US$ 50 ribu atau Rp 611,9 juta.

Hingga regulasi baru dikeluarkan pada 2011, penduduk Kuba hanya diizinkan menjual mobil-mobil yang dibuat sebelum revolusi 1959. Untuk memperoleh mobil baru, penduduk Kuba perlu mendapat izin langsung dari pemerintah yang sebagian besar dimiliki para pejabat senior, artis dan atlit papan atas.

Izin tersebut sering diperdagangkan di pasar gelap guna menghasilkan uang tunai dalam jumlah besar. Langkah terbaru ini merupakan bagian dari serangkaian reformasi yang dipelopori Presiden Raul Castro guna memperbarui model ekonomi Kuba.

Raul Castro telah memperjuangkan reformasi pasar bebas terbatas sejak mengambil kendali kekuasaan dari saudaranya Fidel pada 2008.(Sis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini