Sukses

9 Kejutan Ekonomi Dunia di 2014

Para pelaku pasar keuangan di pelosok dunia akan dikagetkan dengan berbagai kejutan dalam pergerakan ekonomi global pada tahun ini.

Sepanjang 2013, para pelaku pasar keuangan di pelosok dunia dikagetkan dengan berbagai kejutan dalam pergerakan ekonomi global. Salah satunya adalah keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk mengurangi pembelian obligasinya dan sukses membuat perekonomian sebagian negara berkembang morat-marit.

Sementara itu, mengutip laman CNN, Selasa (7/1/2014), pada Januari 1986, pakar strategi investasi Morgan Stanley Byron Wien mempublikasikan sembilan kejutan yang akan terjadi di tahun berikutnya. Saat ini, dia telah menjabat sebagai wakil presiden keuangna global The Blackstone Group.

Sama seperti yang dilakukannya puluhan tahun lalu, kali ini Wien kembali memprediksi sejumlah kejutan yang akan terjadi di 2014. Berikut sembilan kejutan yang akan terjadi di bidang perekonomian dunia tahun ini:

1. Ekonomi Amerika Serikat akan bergerak fluktuatif ke level terbaik dan terburuk.  Kondisi terburuk datang dari masalah geopolitik dapat menyebabkan koreksi tajam pertumbuhan ekonominya lebih dari 10 %. 

Sementara situasi terbaik datang dari indeks saham  Standard & Poor's 500 (SPX) yang mendekati total return sebesar 20% di akhir tahun.

2. Ekonomi AS akhirnya menunjukkan pemulihannya. Pertumbuhan ekonominya berpotensi meningkat sebesar 3% dan tingkat pengangguran bergerak menuju level 6%.

3. Kekuatan hubungan perekonomian AS dengan Eropa dan Jepang memungkinkan adanya penguatan dolar.

4. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe adalah satu-satunya pemimpin di dunia yang memahami bahwa Dick Cheney tidak bercanda saat dia mengatakan defisit tidak penting dalam ekonomi negara. Abe melanjutkan kebijakan fiskal dan moneternya yang agresif.

Indeks saham Jepang, Nikkei 225 menguat ke level 18.000 di awal tahun. Namun peningkatan pajak penjualan, populasi yang menua, dan penurunan tenaga kerja akhirnya mulai menganggu pertumbuhannya dan berpotensi terkoreksi sebesar 20%.

5. Kebijakan Third Plenum China untuk menyeimbangkan ekonomi terhadap konsumen dan melepaskan negaranya dari ketergantungannya pada investasi akan memperlambat laju pertumbuhannya menjadi 6% tahun ini.

Sementara ekuitas yang diperdagangkan di China daratan juga akan menunjukkan hasil yang mengecewakan. Namun para pemimpin baru di China menekankan bahwa programnya merupakan yang terbaik untuk diterapkan dalam jangka panjang .

6. Berinvestasi di negara berkembang akan kian berbahaya. Kekuatan kepemimpinan dan kebijakan terkait pertumbuhan ekonomi di Meksiko dan Korea Selatan akan sangat menguntungkan ekuitasnya. Akan tetapi beberapa negara lain akan gagal dalam menunjukkan aksi serupa.

7. Meskipun AS mengalami peningkatan produksi, tetapi harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate akan melambung hingga lebih dari US$ 110 per barel. Permintaan dari negara-negara berkembang terus membengkak dan mengurangi konsumsi di negara maju.

8. Peningkatan standar hidup dan pergeseran negara-negara yang berorientasi pada konsumen di negara berkembang akan menyebabkan turunnya harga komoditas pertanian. Harga jagung akan turun menjadi US$ 5,25 per keranjang, sementara gandum menjadi US$ 7,5 dan kedelai US$ 16.

9. Kekuatan ekonomi AS ditambah tingkat inflasi yang lebih tinggi menyebabkan peningkatan yield surat utang AS bertenor 10 tahun sebesar 4%. Suku bunga jangka pendek AS akan tetap mendekati nol, tetapi kenaikan return jangka menengah berdampak negatif pada perumahan dan positif pada dolar AS. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini