Sukses

Masyarakat Malas Migrasi Elpiji 12 Kg ke 3 Kg karena Ribet

"Tidak mudah migrasi 3 kg kalau sudah biasa menggunakan 12 kg, berasa tidak enak," kata Wamenkeu Bambang Brodjonegoro.

Pemerintah menilai penurunan kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) menjadi Rp 1.000 per kg tidak akan membuat orang berbondong-bondong migrasi ke tabung melon alias ukuran 3 kg. Sebab penyesuaian harga masih terbilang rendah.

"Saya tidak melihat kalau harga cuma naik Rp 1.000, konsumen akan migrasi ke 3 kg," ujar Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro usai Pelantikan Pejabat Eselon II di kantornya, Selasa (7/1/2014).

Alasannya, tambah dia, sulit melakukan perpindahan tersebut terlebih bagi pelanggan yang sudah terbiasa menggunakan tabung elpiji 12 kg.

"Tidak mudah migrasi 3 kg kalau sudah biasa menggunakan 12 kg, berasa tidak enak. Jadi kalau harganya cuma naik Rp 1.000 per kg, saya perkirakan migrasi kecil sekali," jelasnya.

Sulitnya migrasi ini, lanjut Bambang, ibarat orang migrasi dari konsumsi bahan bakar Pertamax ke Premium mengingat perbedaan harga tipis atau tidak terlalu signifikan. "Kalau bedanya (harga) besar, orang mulai mikir (migrasi)," cetus dia.

Pemerintah, menurut dia, mematok subsidi elpiji 3 kg sekitar Rp 6 ribu-Rp 7 ribu per kg. Sehingga secara total anggaran subsidi elpiji untuk tahun lalu sebesar Rp 30 triliun.

"Anggaran subsidi tahun ini hampir sama lah (dengan 2013), tapi tergantung ada kenaikan impor atau tidak," tandas Bambang. (Fik/Ndw)

Baca Juga

Subsidi Elpiji 3 Kg Jebol Rp 10 Triliun

Elpiji, Energi Andalan Masyarakat RI yang Rugikan Pertamina

Agen Mengaku Bingung Menentukan Harga Jual Elpiji

Dahlan Iskan: Indonesia Terjajah BBM

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.