Sukses

Berangkat Sebelum Jadwal, YLKI Minta Lion Tanggung Jawab

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Kemenhub memberikan sanksi yang tegas kepada maskapai yang merugikan penumpang.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan sanksi yang tegas kepada maskapai penerbangan yang merugikan penumpang.

Ini terkait keluhan 8 penumpang maskapai Lion Air yang tertinggal di Bandara Soekarno-Hatta karena pesawat yang membawa mereka telah mengudara sebelum waktunya.

Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menyatakan maskapai penerbangan harus bertanggung jawab atas semua kejadian yang menimpa penumpangnya seperti kecelakaan, maupun terkait dengan masalah keberangkatan.

"Dia harus memberikan ganti rugi seperti kejadian Lion yang berangkat lebih awal. Kalau perlu ada sanksi," ujar dia, Jumat (10/1/2014).

Dia mengakui, kejadian ini kerap terjadi tidak hanya pada maskapai Lion Air. Sebab itu dinilai harus ada sangksi tegas dari instansi yang berwenang seperti Kementerian Perhubungan.

Tulus menuturkan, masalah penerbangan menjadi salah satu keluhan yang paling banyak diadukan masyarakat kepada YLKI. Hal yang dikeluhkan mulai dari masalah bagasi, keberangkatan dan lainnya. Mereka pun kerap kali meminta penjelasan kepada maskapai-maskapai tersebut.

Dia pun meminta maskapai terus membenahi pelayanan mereka sehingga memberikan kenyamanan bagi penumpangnya.

Seperti diketahui, penumpang pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT510, Rahmi, mengaku ketinggalan pesawatnya.

Dia menuturkan, awalnya mereka harusnya terbang menuju Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah, pada pukul 19.50 WIB.

"Di boarding pass jelas tertulis 19.50. Saya tahu aturannya bahwa gate pesawat baru ditutup 15 menit sebelum take off. Tapi setelah saya check in di pintu A6 dan akan masuk gate pada jam 19.30 WIB kata petugas di lounge pesawat sudah berangkat," jelas Rahmi kepada Liputan6.com, Jumat (10/1/2014) dini hari.

Ada 8 penumpang yang bernasib sama dengan Rahmi, termasuk istri petinju Chris John yang akan pulang ke Semarang. Dari penuturan petugas Lion Air, pesawat memang disengaja dipercepat keberangkatannya.

"Alasan mereka, karena bandara di Semarang dikelola TNI Angkatan Darat, kalau setelah pukul 21.00 WIB, operasional bandara sudah tutup. Alasan itu saya minta tertulis dan ditandatangani 3 petugas Lion Air," ungkap Rahmi.

Upaya Rahmi dan penumpang lainnya untuk ngotot diberangkatkan tadi malam dengan pesawat lain juga tak bisa karena itu merupakan pesawat terakhir ke Semarang. "Saya ngotot karena ada kerjaan di Semarang besok pagi," jelas warga Serpong, Tangerang, Banten ini.

Penderitaan Rahmi pun belum berakhir, karena keinginannya untuk mendapatkan kepastian akan waktu keberangkatan pada Jumat pagi tak kunjung ada.

"Mereka saling lempar tanggung jawab, ada yang bilang jam kerjanya sudah selesai, ada pula yang bilang tidak bertanggung jawab dengan kasus yang kami alami," cerita Rahmi.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya semua penumpang diberitahu akan diberangkatkan pukul 6.00 WIB. "Dikasih berangkat jam 6 pagi, tapi baru dikasih tahu jam 23.10 WIB, bayangkan lamanya kami menunggu," ujarnya.

Rahmi kemudian memutuskan untuk pulang. Dia menolak tawaran pihak Lion Air untuk diinapkan di sebuah hotel berbintang 3 di kawasan Pluit, Jakarta Utara. "Kalau memang niatnya baik, kenapa hotelnya begitu jauh, kan dekat bandara juga banyak hotel," pungkas Rahmi. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini