Sukses

Bensin di Turki Rp 25 Ribu per Liter, Kadin: BBM RI Harus Naik

Kadin mendesak pemerintah untuk menyesuaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) mendekati harga keekonomiannya.

Para pelaku usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendesak pemerintah untuk menyesuaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) mendekati harga keekonomian.

Itu karena pengusaha melihat negara ini harus menggelontorkan uang ratusan triliun rupiah sebagai anggaran subsidi BBM yang sangat membebani fiskal Indonesia.

Ketua LP3ES Kadin, Didik J Rachbini mengatakan, pemerintah perlu mengurangi anggaran subsidi BBM. Pasalnya pemerintah memperkirakan subsidi BBM bakal jebol hingga Rp 350 triliun-Rp 400 triliun dari pagu Rp 250 triliun-Rp 300 triliun.

"Kita kan sudah puluhan kali membereskan subsidi BBM dan telah puluhan kali juga belum bisa (menghapus subsidi BBM). Jadi harus disesuaikan dong (sampai mendekati harga keekonomian)," jelas dia di Jakarta, seperti ditulis selasa (28/1/2014).

Sayangnya, kata Didik, kebijakan penyesuaian harga BBM merupakan keputusan sulit yang diambil pemerintah pada tahun ini, mengingat negara ini akan dihadapkan pada pesta demokrasi lima tahunan pada April 2014.

"Itu kan kebijakan populis yang tidak terarah. Pemerintah juga takut mengambil keputusan, makanya ini (anggaran subsidi BBM) akan menjadi warisan pemimpin Indonesia ke depan," tuturnya.

Dia mengakui, harga BBM di Filiphina mencapai Rp 15 ribu per liter. Sedangkan patokan harga BBM di Turki sekitar dua Euro atau Rp 25 rbu per liter.

"Satu Euro untuk harga dari BBM dan satu Euro lagi cukainya. Jadi beli bensin saja dikasih cukai makanya ekonomi Turki pernah tumbuh sampai 9%," tukas Didik.    

Sebelumnya, Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto menyatakan, belanja pemerintah untuk subsidi BBM merupakan pengeluaran terbesar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena hampir menembus Rp 300 triliun per tahun atau melampaui belanja infrastruktur dan belanja pegawai.

"Harga BBM kita sangat murah dan sudah tidak rasional. Akibatnya, membebani neraca perdagangan dan transaksi berjalan. Kondisi ini menimbulkan krisis kepercayaan pasar bahwa pemerintah dapat mengelola fiskal dengan baik meskipun ekonomi Indonesia berpeluang baik," cetus dia.(Fik/Nrm)

Baca juga:

Baca juga:

Jusuf Kalla : Subsidi BBM RI Masih Terlampau Besar

Beli Pertamax akan Dilayani Bak `Red Carpet`

Kajian ESDM: BBM Cuma Dapat Subsidi Rp 2.000 atau 5.000

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin Indonesia adalah organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.

    Kadin

  • Harga BBM