Sukses

Subsidi Energi Bengkak Rp 12,4 Triliun Gara-gara Rupiah Anjlok

Realisasi subsidi energi pada 2013 membengkak Rp 12,45 triliun menjadi Rp 299,59 triliun, dari target Rp 287,14 triliun.

Pemerintah mencatat realisasi subsidi energi pada 2013 membengkak Rp 12,45 triliun menjadi Rp 299,59 triliun, dari target Rp 287,14 triliun. Menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pembengkakan subsidi listrik disebabkan beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Kementerian ESDM mencatat realisasi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 2013 pada kisaran 46,83 juta kiloliter (kl), atau ada penghematan 1,49 juta kl dari kuota sebesar 48 juta kl.

"Untuk 2014, dialokasikan sebesar 48 juta kl,” ujar Jero seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Kamis (30/1/2014).

Sementara rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) sepanjang 2013 mencapai US$ 105,82 per barel, atau sekitar 98% dari target. Pada 2014, ICP diasumsikan sebesar US$ 105 per barel.

Lebih lanjut Jero menuturkan, penerimaan sektor ESDM tahun 2013 memberi kontribusi 24% dari penerimaan nasional, dan realisasi sebesar 108% melebihi dari yang sudah ditargetkan. Sedangkan rasio elektrifikasi tahun 2013 sebesar 80,51%, atau lebih tinggi 1,3% dari yang ditargetkan.

"Rasio elektrifikasi ditargetkan sebesar 81,51% pada 2014," tutur dia.

Adapun kinerja sektor energi lain yang sudah dicapai Kementerian ESDM yaitu program percepatan pembangunan pembangkit tahap II yang akan mulai terealisasi pada tahun 2014. Hal itu ditandai dengan diresmikannya pembangkit listrik tenaga panas bumi PLTP Patuha (55 MW) pada Juni 2014.

Untuk perkembangan renegosiasi kontrak karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Saat ini dari 37 KK, 7 KK telah sepakat terhadap seluruh materi renegosiasi, 1 KK diterminasi dan 2 KK mengajukan proses terminasi.

"Sementara dari 74 PKP2B, 15 PKP2B telah sepakat materi renegosiasi," jelasnya.

Mandatori bahan bakar nabati, volume BBN bersubsidi biodiesel, tahun 2013 sebesar 1,03 juta kl dan target tahun 2014 sebesar 1,64 juta kl, bioethanol, target pada tahun 2014 sebesar 0,16 juta kl, campuran BBN pada BBM pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 4,01 juta kl.

Penghematan, tahun 2013 terdapat penghematan devisa sebesar US$ 779 juta dan tahun 2014 ditargetkan sebesar US$ 3,11 miliar. tahun 2014 ditargetkan dapat menghemat subsidi BBM sebesar Rp 4,6 triliun. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.