Sukses

Perlu Tidak Bangun Kereta Super Cepat Shinkansen?

Pemerintah diimbau untuk membenahi fasilitas kereta yang sudah ada agar menunjang operasional ketimbang bangun kereta cepat Shinkansen.

Rencana pemerintah untuk membangun fasilitas umum kereta cepat Shinkansen dinilai tidak efektif. Pasalnya, anggaran untuk membangun fasilitas tersebut lebih baik digunakan untuk membenahi fasilitas transporasi yang sudah ada.

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas mengatakan, Indonesia tidak memerlukan fasilitas umum kereta cepat Shinkansen. Hal itu karena fasilitas kereta api yang sudah ada sudah cukup menunjang.

"Menurut saya tidak perlu," kata  Darmaningtyas, saat berbincang kepada Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (31/1/2013).

Namun, menurut Darmaningtyas, fasilitas yang sudah ada harus dioptimalkan dan dibenahi, sehingga gangguan-gangguan operasional kereta dapat diminimalisir. Hal tersebut untuk mendukung operasional kereta sehingga jalannya lancar dan cepat.

"Optimalkan saja yang ada, tinggal jalur kereta api yang curam di pick up dengan tanggul sehingga kereta lebih cepat tanpa khawatir masuk jurang," ungkapnya.

Dirinya menambahkan, dengan pengoptimalan fasilitas yang sudah ada tentunya akan lebih menghemat ketimbang membuat fasilitas baru yang investasinya membutuhkan biaya besar. "Sehingga efisien tanpa investasi yang besar, jadi jangan bikin yang baru. Itu harus diselesaikan," tuturnya.

Selain itu, pemerintah seharusnya melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di Pulau Jawa.

"Yang paling penting itu pemerataan pembangunan kalau semua bangun di Jawa orang akan pindah ke Jawa 60% penduduk Indonesia di Jawa, justru infrastruktur dibangun di sana (luar pulau Jawa)," pungkasnya. (Pew/Ahm)


Baca juga:

RI Lewati Jalan Panjang Buat Punya KA Shinkansen Jakarta-Bandung

Pengusaha Tak Keberatan Harga Tiket Kereta Shinkansen Rp 200 Ribu

Kereta Supercepat Shinkansen Juga Layani Rute Jakarta-Surabaya


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini