Sukses

Data dan Fakta Perdagangan Indonesia di 2013

Indonesia mencatat surplus terbesar pada Desember 2013 sebesar US$ 1,52 miliar. Apa yang terjadi dengan perdagangan RI sepanjang 2013 lalu?

Neraca perdagangan Indonesia akhir 2013 akhirnya mencatat kinerja positif di penghujung tahun. Surplus perdagangan bulanan pada Desember sebesar US$ 1,52 miliar merupakan yang terbesar dalam dua tahun terakhir.

Di tengah kinerja positif sepanjang tiga bulan terakhir 2013, sayangnya kinerja perdagangan Indonesia tahun lalu masih mencatat hasil negatif. Defisit hingga US$ 4,06 miliar meningkat 143% dibandingkan tahun sebelumnya.

Melirik kondisi 2013 yang dpenuhi gejolak perekonomian dunia yang mulai melambat, berikut adalah data dan fakta kinerja ekspor impor Indonesia tahun lalu seperti dikutip dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS):

1. Tujuh Kali Defisit dan Lima Kali Surplus

Seiring melemahnya perekonomian dunia, aktivitas perdagangan sepanjang 2013 juga mengalami perlambatan. Data yang dihimpun BPS menunjukan kegiatan ekspor-impor Indonesia mencatat defisit sebanyak 7 kali. Sementara surplus hanya terjadi sebanyak 5 kali.

Defisit perdagangan tertinggi muncul pada Juli 2013 dengan nilai mencapai US$ 2,33 miliar. Diikuti April sebesar US$ 1,7 miliar

Sementara surplus terbesar muncul pada akhir tahun atau Desember senilai US$ 1,52 miliar.

2. Siapa Saja Negara Penyuka Produk RI?

Sebagai pusat perhatian dunia sejak krisis ekonomi dunia melanda, China menjadi salah satu penopang terbesar perdagangan Indonesia. Tak heran, jika sepanjang 2013, China menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai mencapai US$ 21,28 miliar.

Negara mitra dagang lain yang menjadi primadona eksportir Indonesia adalah Jepang yang menyerap produk made in Indonesia hingga US$ 16,08 miliar.

Sementar Amerika Serikat yang tengah mengalami krisis ekonomi, masih mampu membeli produk-produk Indonesia. Nilai ekspor ke Negeri Paman Sam ini mencapai US$ 15,08 miliar atau 10,06% dari total ekspor Indonesia.

3. Inilah Raja-raja Pemasok Barang ke Indonesia

Meski menjadi pembeli terbesar produk Indonesia, China juga menjadi salah satu pemasok barang-barang terbanyak ke tanah air. Nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai Bambu ini mencapai US$ 29,57 miliar, atau naik 2,1%.

Porsi impor dari China tercatat mencapai 20,92%, atau sedikit lebih rendah dari gabungan negara-negara ASEAN yang mencapai 21,43%.

Menguntit di belakang China adalah Jepang dengan nilai impor mencapai US$ 19,05 miliar (13,48%), Thailand US$ 10,61 miliar, dan Singapura US$ 10,15 miliar.

4. Sektor Migas Masih Jadi Beban

Pemerintah tampaknya harus segera mulai membenahi sektor Minyak dan Gas Bumi (Migas) di tanah air. Di tengah surplus produk Nonmigas dari Indonesia, sektor Migas justru menjadi beban bagi neraca perdagangan nasional.

Defisit sektor Migas tercatat mencapai sekitar US$ 820 juta. Negatifnya perdagangan ini tak terlepas dari semakin besarnya volume perdagangan Migas yang meningkat 0,09 juta ton.

Bukti perdagangan Indonesia yang terbebani sektor Migas terlihat dari meningkatnya laju impor dari US$ 42,56 miliar menjadi US$ 45,27 miliar pada 2013.

Disisi lain, laju ekspor Migas justru turun dari US$ 36,98 miliar menjadi US$ 32,64 miliar pada akhir 2013.

5. Harga Jual Turun, Beli Barang Impor Justru Mahal

Rata-rata harga agregat barang-barang ekspor Indonesia secara total Desember meningkat 0,71% terhadap November 2013. Sayangnya, dibandingkan setahun yang lalu, justru terjadi pnurunan 4,24%.

Untuk sektor Migas, rata-rata harga ekspor pada akhir tahun lalu turun 1,4% dengan harga rata-rata gas turun 2,48%. Beruntung, harga jual minyak mentah mencatat kenaikan rata-rata 0,46% begitu pula hasil minyak naik 4,71%.

Sayangnya adanya kenaikan tersebut juga diimbangi dengan makin mahalnya barang Migas Impor yang rata-rata naik 0,15% dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan dibandingkan Desember 2013, harga rata-rata Migas impor naik lebih besar hingga 0,18%.

Disisi lain, harga barang impor sektor Nonmigas justru mengalami pelemahan sebesar 4,65% terhadap November. Penurunan lebih tinggi yang mencapai 10,81% terjadi jika perbandingan dilakukan terhadap Desember 2013.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.