Sukses

10 Perusahaan yang Dapat Untung Gede karena Perang (I)

10 perusahaan terbesar ini mampu menjual keperluan militer separuh dari total penjualan selama 2011.

Perang seringkali membuat banyak orang bergidik dan merasa ketakutan. Akan tetapi, perasaan itu tidak terjadi pada perusahaan penyedia perlengkapan perang seperti senjata dan berbagai keperluan militer lainnya.

Seperti dikutip dari World Observe Online, Kamis (6/2/2014), bisnis perang terbukti sangat menguntungkan. Pada 2011 saja, sebanyak 100 kontraktor terbesar di dunia mampu menjual senjata dan berbagai perlengkapan militer dengan nilai mencapai US$ 410 miliar.

Dari total penjualan tersebut, 10 perusahaan terbesar bahkan mampu menjual keperluan militer seharga US$ 208 miliar secara keseluruhan. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat gabungan penjualan 100 perusahaan besar yang bergerak di bidang militer.

Sebagian besar perusahaan teratas tentu saja berasal dari Amerika Serikat (AS), Sayangnya, seiring dengan pengurangan anggaran belanja AS di bidang pertahanan negara, membuat sejumlah perusahaan mencoba peruntungan di negara lain.

Berikut, 10 perusahaan penyedia senjata yang meraup untung besar dari peperangan:


1. Lockheed Martin

Penjualan senjata 2011: US$ 36,3 miliar
Total penjualan 2011: US$ 46,5 miliar
Total keuntungan: US$ 2,7 miliar
Jumlah tenaga kerja: 123 ribu pegawai
Sektor: Pesawat, elektronik, dan rudal

Pada 2011, Lockheed Martin mampu menunjukkan peningkatan penjualan sebesar US$ 36,3 miliar dari jumlah awal senilai US$ 35,7 miliar. Penjualan senjata pada 2011 setara dengan 78% total barang yang terjual dari perusahaan pada 2011.

Lockheed memproduksi banyak keperluan militer seperti pesawat, rudah, sistem perang dan berbagai unit pertahanan negara.

2. Boeing

Penjualan senjata 2011: US$ 31,8 miliar
Total penjualan 2011: US$ 68,7 miliar
Total keuntungan: US$ 4 miliar
Jumlah tenaga kerja: 171.700 pegawai
Sektor: Pesawat, elektronik, dan rudal

Boeing merupakan kontraktor pemerintah terbesar kedua pada 2011 dengan kontrak barang senilai US$ 21,5 miliar pada 2011. Perusahaan yang berbasis di Chicago tersebut membuat banyak jenis senjata termasuk sistem rudal, laser, sistem optik-elektro dan sistem target global.

Perusahaan tersebut juga terkenal dengan teknologi ruang angkasanya. Boeing bahkan tercatat memiliki kontrak kerjasama dengan NASA sebesar US$ 1 miliar pada 2011.


3. BAE Systems

Penjualan senjata 2011: US$ 29,2 miliar
Total penjualan 2011: US$ 30,7 miliar
Total keuntungan: US$ 2,3 miliar
Jumlah tenaga kerja: pegawai
Sektor: Pesawat, elektronik, senjata kecil, kendaraan militer dan rudal

BAE Systems merupakan perusahaan terbesar penjual senjata di luar AS. Pada 2011, total penjualannya mampu menembus angka US$ 29,2 miliar. Volume tersebut berjumlah 95% dari total penjualan perusahaan di tahun tersebut.

Meski demikian, total penjualan pada 2011 masih lebih rendah dari 2010 yang mencapai US$ 32,9 miliar. Pada 2013, perusahaan melaporkan pertumbuhannya datang dari luar AS dan Inggris, tapi cenderung dari pasar domestik. BAE mencatat proyeksi bisnis di kedua negara tersebut tidak terlalu cerah melihat konflik internasional yang terjadi dan adanya pemangkasan anggaran negara.

4. General Dynamics

Penjualan senjata 2011: US$ 23,8 miliar
Total penjualan 2011: US$ 32,7 miliar
Total keuntungan: US$ 2,5 miliar
Jumlah tenaga kerja: 95.100 pegawai
Sektor: Pesawat, elektronik, kendaraan militer, kapal merang dan amunisi

Perusahaan asal AS ini berhasil melakukan transaksi sebanyak 18 ribu kali bernilai US$ 19,5 miliar pada 2011. General Dynamics juga tercatat sebagai kontraktor terbesar ketiga di AS.

Sepanjang 2011, senjata bernilai US$ 23,8 miliar berhasil dijual setara dengan 73% total pendapatan perusahaan. Terdapat sekitar 95 ribu pegawai yang tersebar di seluruh dunia memproduksi berbagai keperluan militer AS.

5. Raytheon

Penjualan senjata 2011: US$ 22,5 miliar
Total penjualan 2011: US$ 24,9 miliar
Total keuntungan: US$ 1,9 miliar
Jumlah tenaga kerja: 71 ribu pegawai
Sektor: Elektronik dan rudal

Raytheon merupakan salah satu kontraktor pertahanan militer terbesar di AS. Perusahaan tersebut memproduksi rudal dan berbagai peralatan elektronik untuk berperang.

Saat terjadi pelemahan di negara sendiir, perusahaan mampu menyebarkan produknya ke luar negeri. Pada 2013, perusahaan berharap terjadi peningkatan penjualan sebesar 5%.(Sis/Shd)

Bersambung ke bagian II

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini