Sukses

Ingin Bangun Kilang Minyak, RI Cari Investor di Singapura

Pemerintah sudah cukup lama merencanakan pembangunan kilang minyak mentah sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan impor BBM.

Pemerintah sudah cukup lama merencanakan pembangunan kilang minyak mentah sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM). Namun niat tersebut belum juga terwujud karena beragam persoalan, seperti terbentur kendala insentif, dan lainnya.

Kini, pemerintah nampaknya mulai serius menggeber pembangunan kilang minyak dengan kapasitas pengolahan minimal 300 ribu barel per hari itu. Sampai-sampai proyek yang ditaksir senilai Rp 90 triliun itu akan ditawarkan kepada investor di seluruh dunia.

Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro membenarkan bahwa pemerintah akan segera bertolak ke Singapura untuk mencari investor potensial yang berminat mewujudkan rencana besar tersebut pada Selasa (11/2/2014) ini.

"Ya betul (ke Singapura). Acaranya adalah market consultation, sebagai rangkaian awal tender internasional (kilang minyak)," kata Bambang dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (9/2/2014) sore.

Dalam agenda tersebut, dia mengaku bakal ditemani Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar.

Menurut Bambang, Singapura menjadi kantung-kantung berkumpulnya investor potensial sehingga pemerintah memilih negara tersebut sebagai tujuan utama dari acara konsultasi pasar itu.

"Hampir semua investor potensial punya perwakilan di sana sesuai advise consultant. Market consultant ini terbuka bagi siapa saja yang memiliki kualifikasi, termasuk Saudi Aramco kami undang," jelasnya.

Lebih jauh dia mengatakan, penawaran membangun kilang minyak di Indonesia sebanyak satu unit dengan target pengolahan minimal 300 ribu barel per hari. Sedangkan untuk lokasi proyek, Bambang menyebut, akan ditentukan sesuai kesepakatan antara pemerintah dan investor.

"Tahapan setelah market consultation, adalah persiapan lelang yang biasanya dimulai dengan pra kualifikasi," tutur dia.

Dalam acara penting ini, Bambang mengungkapkan, pemerintah sangat terbuka untuk mendengarkan keinginan dan harapan investor kepada Indonesia. Begitupun sebaliknya.

"Saat market consultation itu, kami akan dengarkan apa maunya investor sehingga pemerintah bisa membuat paket insentif yang tepat. Sedangkan dari investor, kami tentu inginkan crude dan finansialnya," terangnya.

Pemerintah, dia mengaku, tak akan merogoh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pelaksanaan proyek pembangunan kilang.

Kementerian ESDM seperti diketahui menganggarkan biaya FS kilang minyak mentah sekitar di bawah Rp 500 miliar. "Tidak pakai APBN. (Dana) studi kelayakan (feasibility study/FS) bisa ditalangi dulu, nanti diganti investor," pungkas Bambang.

Sebelumnya, Wamen ESDM Susilo meyatakan pemerintah akan memberikan insentif serta komitmen dalam penyediaan lahan saat bertemu dengan investor di Singapura pekan ini.

"Pemerintah akan sediakan tanahnya, tapi untuk minyak mentah (crude) dan keuangan (financial-nya) dari mereka (investor)," tuturnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.