Sukses

Pemerintah Daerah Diminta Urus Eks Tenaga Honorer K2

Pemerintah akan memberikan kesempatan kepada tenaga honorer kategori II (K2) yang tidak lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Pemerintah akan memberikan kesempatan kepada tenaga honorer kategori II (K2) yang tidak lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun ini untuk mengikuti seleksi menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Namun, karena tidak mungkin semua guru honorer bisa masuk menjadi PPPK, pemerintah berharap daerah bisa mengurus eks tenaga honorer K2 itu.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar melansir laman Sekretariat Kabinet, Kamis (20/2/2014) mengatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), ke depan tidak dikenal lagi adanya tenaga honorer.

ASN terdiri dari PNS dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Karena itu persoalan tenaga honorer harus dituntaskan.

Saat ini, lanjut Azwar, pemerintah tengah menyusun rancangan peraturan pelaksanaan UU tentang ASN, yang terdiri dari 19 peraturan pemerintah dan 5 Peraturan Presiden. Salah satu PP yang tengah disusun adalah mengenai PPPK, yang diharapkan bisa diterapkan tahun 2014 ini.

Menurut Azwar,tahun ini pihaknya mengusulkan formasi pegawai sebanyak 100 ribu, yang terdiri dari 60 ribu PNS dan 40 ribu PPPK.

“Untuk PPPK, sepuluh ribu diantaranya akan dialokasikan untuk tenaga penyuluh. Di sini masih ada peluang bagi guru honorer kategori 2 untuk ikut seleksi,” tambah dia.

Diakui Menteri PAN-RB, bahwa tidak mungkin semua guru honorer bisa masuk menjadi PPPK tahun ini. Pasalnya, jumlah honorer K2 yang ikut seleksi sebanyak 253 ribu, sementara yang diterima hanya sekitar 100  ribu.

Apalagi sisa formasi sekitar 30 ribu itu juga diperuntukkan untuk tenaga ahli lain, seperti tenaga kesehatan, tenaga teknis  dan lain-lain.

Untuk itu, Menteri PAN-RB Azwar Abubakar mengimbau kepada para kepala daerah agar berbesar hati dan tetap memperhatikan kesejahteraan para guru honorer yang masih belum tertampung menjadi PPPK.

“Saya yakin kalau tenaga guru masih dibutuhkan oleh daerah. Selama belum terisi oleh CPNS ataupun PPPK, jangan langsung tenaga honorernya diberhentikan. Kalau perlu honornya ditingkatkan,” tambah Azwar.

Wakil Menteri PAN-RB Eko Prasojo  mengungkapkan pengadaan PPPK harus melalui beberapa tahapan, yakni perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan. “Pengadaan PPPK harus berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan,” ujar dia.

Dia menegaskan, PPPK diangkat dengan keputusan pejabat pembina kepegawaian (PPK), dan diikat dengan perjanjian kerja minimal satu tahun, dan dapat diperpanjang. Namun PPPK tidak dapat diangkat otomatis menjadi PNS.

Seperti halnya PNS, perjanjian kerja it, lanjut Wamen, menjadi dasar dalam penilaian kinerja, serta dalam perpanjangan perjanjian. Penilaian kinerja juga menjadi dasar dalam pemberian tunjangan dan pengembangan kompetensi.

Menurut Wamen PAN-RB, Ssorang PPPK berhak mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kepada APBN/APBD. “Mereka juga diberi kesempatan untuk pengembangan kompetensi, dan diberikan penghargaan,” ujarnya.

Selain itu, PPPK juga berhak mendapatkan perlindungan berupa jaminan hari tua, kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, dan bantuan hukum. (Nrm)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Baca juga:

Tidak Lulus CPNS, Honorer Daerah Mengadu ke KemenPAN-RB

Terbukti Palsukan Data, Honorer Bisa Dilaporkan ke Polisi

Stresnya Tak Lulus CPNS Honorer, dari Menangis Hingga Masuk RS

Hasil Seleksi CPNS Honorer K2 di Aceh dan Nias Sudah Bisa Dicek

Cek Daftar Kelulusan CPNS Honorer di 430 Instansi

Banten dan 4 Provinsi di Sulawesi Umumkan Hasil CPNS Honorer

Tinggal 6 Provinsi yang Belum Rilis Kelulusan CPNS Honorer K2

Kenapa Tidak Semua Honorer K2 Diangkat Jadi PNS?

Mengabdi Belasan Tahun, Honorer Tua Resah Tak Lulus CPNS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini