Sukses

Right Issue Garuda Indonesia Bakal Kurang Diminati?

Rights issue PT Garuda Indonesia diperkirakan sepi peminat lantaran kinerja sahamnya yang belum membaik.

Penawaran saham terbatas/rights issue PT Garuda Indonesia Tbk diperkirakan sepi peminat. Hal itu lantaran harga saham PT Garuda Indonesia Tbk belum terlalu baik.

Selain itu, ada kemungkinan pelaku pasar masih trauma dengan penawaran saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk. Maskapai penerbangan pelat merah yang dinilai belum membuktikan kinerja positif ini juga turut mempengaruhi pelaksanaan rights issue.

"Sepertinya ritel belum terlalu berminat. Ada baiknya Garuda Indonesia mencari mitra strategis untuk berjaga-jaga sebagai standby buyer. Atau kalau tidak melalui Kementerian BUMN untuk dapat menyerapnya," ujar Analis PT  Trust Securities, Reza Priyambada, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (23/2/2014).

Reza mengatakan, minat investor ritel akan minim terhadap rights issue PT Garuda Indonesia Tbk karena kinerja sahamnya belum terlalu baik. "Selain itu, pelaku pasar juga mungkin masih trauma waktu Garuda Indonesia IPO yang dinilai kurang laku," tutur Reza.

Sebagai informasi, PT Garuda Indonesia Tbk akan melakukan penawaran umum terbatas I (rights issue) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,22 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 459.  Pelaksanaan right issue ini dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Harga saham yang ditawarkan antara Rp 460-Rp 500 per saham. Saat ini harga saham PT Garuda Indonesia Tbk berada di kisaran Rp 483 per saham.

Dalam pelaksanaan rights issue ini, setiap pemegang 701.409 saham lama akan mendapatkan satu HMETD. Bila pemegang saham lama tidak mengeksekusi rights issue ini maka pemegang saham dapat mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya hingga 13,21%.

Total dana yang akan diraup mencapai Rp 1,48 triliun-Rp 1,61 triliun. Dana hasil rights issue ini digunakan untuk pengembangan armada baru sebesar 80%, dan sisanya untuk modal kerja.

Namun dalam aksi korporasi ini, perseroan tidak memiliki pembeli siaga. Apabila saham baru ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD maka sisanya dialokasikan ke pemegang HMETD lainnya. Jika masih terdapat sisa saham baru, maka seluruh saham baru yang tersisa itu tidak akan dikeluarkan dari portepel saham perseroan.

Manajemen perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 Maret 2014 untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham perseroan antara lain pemerintah sebesar 69,14%, Credit Suisse AS Singapore TR AC CL PT Trans Airways sebesar 10,90%, dan publik kurang dari lima persen sebesar 19,97%.

Rights issue merupakan hak untuk memesan saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten. Rights ini diberikan cuma-cuma dan diprioritaskan kepada pemegang saham biasa untuk memesan saham baru. (Ahm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.