Sukses

Ukraina Memanas, Bursa Saham Asia Tertekan

Bursa saham Asia bergerak melemah seiring meningkatnya ketegangan geopolitik Ukraina. Hal itu membuat investor mengurangi aset berisiko.

Liputan6.com, Sydney Bursa saham Asia bergerak melemah seiring meningkatnya ketegangan geopolitik atas Ukraina dan rilis data manufaktur China menurun ke level terendah dalam delapan bulan.


Indeks MSCI Asia Pacific menurun 1% menjadi 136,51 pada perdagangan saham Senin, (3/3/2014) pukul 09.20 waktu Tokyo. Selanjutnya, indeks saham Jepang Topix melemah 2% karena yen menguat 0,4% menjadi 101,35 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).


Indeks saham Jepang Nikkei turun 1,2% ke level 14.666,93. Lalu indeks saham Australia melemah 1%. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 melemah 0,3%. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,8%.


Kondisi geopolitik di Ukraina memberikan sentimen negatif ke bursa saham. Hal itu membuat investor mengurangi aset berisiko. Krisis di Ukraina semakin memburuk setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memenangkan dukungan parlemen untuk mengirim pasukan ke daerah Crimea.

Sementara itu, Presiden AS Barack Obama memperingatkan Rusia untuk tidak campur tangan. Menteri Luar Negeri AS John Kerry pun mempersiapkan diri untuk mengunjungi Kiev, setelah Rusia menguasai Crimea.


"Perhatian langsung untuk pasar adalah kemungkinan eskalasi. Sementara sebagian besar menganggap tidak mungkin bahwa Barat akan terseret ke dalam konflik ini selain diplomatis," ujar Ric Spooner, Chief Analyst CMC Markets, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin pekan ini.


Selain kondisi gepolitik di Ukraina, pelaku pasar juga fokus terhadap rilis data manufaktur China. Berdasarkan survei Bloomberg, China PMI sekitar 50,2 pada Februari dibandingkan Januari di level 50,5.


Sejumlah saham yang melemah antara lain saham Sega Sammy Holdings Ic turun 3,9% di bursa saham Jepang setelah perseroan memangkas proyeksi labanya. Sedangkan saham Speco Co naik 2,7% di bursa saham Korea Selatan. (Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.