Sukses

Perhiasan RI Jadi Primadona Dunia

Indonesia kini bisa mengandalkan perhiasan atau permata untuk meningkatkan ekspor dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kini bisa mengandalkan perhiasan atau permata untuk meningkatkan ekspor dalam negeri. Pasalnya, perhiasan atau permata sepanjang Februari lalu masuk dalam urutan 10 golongan barang andalan ekspor negara ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Liputan6.com, seperti ditulis Senin (14/4/2014), ekspor komoditas tersebut menempati urutan ketujuh dengan nilai mencapai US$ 505,68 juta di Februari 2014.

Angka ini berkontribusi terhadap peningkatan ekspor Indonesia pada periode Februari yang menembus US$ 14,57 miliar. Jumlah tersebut naik 0,68% dibanding periode bulan sebelumnya sebesar US$ 14,47 miliar.

Masuknya perhiasan atau permata di deretan 10 besar andalan ekspor karena permintaan dari sejumlah negara, diantaranya Singapura, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Australia, Thailand, Amerika Serikat hingga Afrika Selatan.

Berikut lima jenis perhiasan atau permata dengan nilai ekspor terbesar di Februari 2014 :

1. Perhiasan yang terbuat dari logam mulia lainnya dengan total nilai ekspor sebesar US$ 271,30 juta. Negara tujuan terbesar yakni Afrika Selatan US$ 120,78 juta, Taiwan US$ 73,68 juta, Hong Kong US$ 32,32 juta dan Uni Emirate Arab US$ 35,97 juta.

2. Emas dalam bentuk gumpalan, ingot, batang tuangan senilai US$ 137,58 juta. Negara tujuannya adalah Hong Kong US$ 63,53 juta, Afrika Selatan US$ 32,40 juta, Taiwan US$ 25,1 juta dan Singapura US$ 16,56 juta.

3. Sisa dan skrap dari logam mulia sebesar US$ 49,42 juta. Jepang menjadi satu-satunya pengimpor perhiasan atau permata jenis tersebut.

4. Bubuk emas dengan nilai ekspor pada bulan kedua ini sebesar US$ 19,86 juta. Negara tujuan ekspor adalah Singapura.

5. Perhiasan dari logam mulia dan dilapisi logam mulia dengan nilai US$ 15,23 juta. Tujuan ekspor terbesar diantaranya, Uni Emirate Arab yang mengimpor sebesar US$ 5,88 juta, Amerika Serikat US$ 5,24 juta dan Singapura sebesar US$ 4,10 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini