Sukses

Tutup Defisit, Pemerintah Tawarkan Saving Bond Retail 001

Pemerintah menerbitkan saving bond retail dengan kupon bunga sekitar 8,57%. Surat utang negara ini memiliki jenis kupon mengambang.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses meluncurkan ORI (Obligasi Ritel Indonesia), Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang kembali meluncurkan surat utang negara dengan nama Saving Bond Retail (SBR) 001.

Masa penawaran SBR ini akan berlangsung mulai 2-22 Mei 2014 dan penerbitkan pada 30 Mei 2014. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan mengatakan SBR ini nantinya akan dikeluarkan dua kali pada tahun ini.

"Ditargetkan penawaran obligasi ritel ini akan dilakukan 2 kali, SBR semester pertama pada hari ini dan dan selanjutnya pada semester kedua," ujar Robert  pada peluncuran SBR 001 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2014).
SBR 001 ini merupakan jenis kupon mengambang yang disesuaikan setiap 3 bulan dengan tingkat kupon minimal 8,57%.

Pembayaran kupon dilakukan tanggal 20 setiap bulannya dan jatuh tempo pada 20 Mei 2016. Minimal pemesanan Rp 5 juta dan maksimal Rp 5 miliar. Dia mengungkapkan, telah terdapat 21 agen penjual yang akan memasarkan SBR 001 kepada masyarakat.

"Program ini punya peran yang sangat strategis, dimana kontribusi ORI SBN (surat berharga negara) sebesar 1% pada 2013 dan 3% pada April 2014. Ritek outstanding per April 2014 sebesar 6% terhadap SBN," lanjutnya.

Robert juga menjelaskan, penawaran ini memiliki tujuan untuk menutup defisit pemerintah sekaligus menambah jumlah investor domestik. Selain itu, potensi pengembangan obligasi ritel akan terus berkembang karena didorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan.

"DPR Perbankan saat ini telah mencapai Rp 3.750 triliun. Dengan penerbitan instrumen baru jadi keharusan karena pemerintah masih terus terbitkan obligasi SBN untuk refinancing maupun menutup defisit. Kami juga menambah instrumen baru untuk menambah jumlah investor domestik," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini