Sukses

Bank Mandiri Tak Berminat Beli Satelit Seperti BRI

Manajemen Bank Mandiri mengungkapkan memilih menyewa satelit dari beberapa provider telekomunikasi dari Telkom dan Indosat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk memastikan enggan untuk membeli atau membangun satelit jaringan komunikasi untuk mendukung bisnisnya, meski sudah masuk dalam jajaran bank beraset besar. Padahal bank BUMN lain seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk baru saja mengumumkan pembangunan satelit senilai Rp 2,5 triliun.

Demikian disampaikan Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin usai acara Mandiri Run. Dia membeberkan alasan belum tertarik mengekor jejak BRI untuk membangun satelit jaringan komunikasi.

"Bank Mandiri kan cabangnya tidak sebanyak BRI, karena BRI punya jaringan (kantor) banyak. Artinya skala kami nggak masuk, jadi belum mau beli satelit," tegas Budi kepada wartawan di Parkir Timur, Senayan, Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Saat ini, kata Budi, Bank Mandiri menyewa satelit dari beberapa provider telekomunikasi seperti Telkom dan Indosat. Setiap tahunnya, diakui dia, pihaknya merogoh ongkos sekitar Rp 200 miliar-Rp 300 miliar untuk sewa satelit jaringan komunikasi.

Namun demikian, dia menilai, pembelian satelit oleh BRI membuka kesempatan bagi provider lain untuk berlomba-lomba menurunkan harga sewa satelitnya.

"Kalau ada provider baru, harga mungkin bisa turun. Kami cari yang paling murah harga sewanya. Kami sih cari yang murah dan berkualitas," terangnya.

Sebelumnya Direktur Utama BRI, Sofyan Basir mengungkapkan, pihaknya berinisiatif mengembangkan teknologi satelit agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk nasabah. Selain itu, pengembangan itu juga untuk program financial inclusion serta mempersiapkan infrastruktur menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

BRI juga bakal menambah jaringan kantor di seluruh pelosok Indonesia, seperti pedalaman Papua, Kalimantan serta mengembangkan electronic banking.

"Satelit BRI dengan nama BRIsat ini akan meningkatkan efisiensi bisnis perseroan, sehingga kualitas menjadi lebih prima," tutur Sofyan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.