Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Melambat di Jawa Tengah

Jawa Tengah mengalami perlambatan di sejumlah sektor seperti industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan pertanian hingga Mei 2014.

Liputan6.com, Semarang - Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) melambat sepanjang kuartal I 2014 dibanding periode sama tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari hasil survei kondisi perekonomian Jateng yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Jateng-DIY (KpW BI Wilayah V Jateng-DIY).

Menurut kepala KpW BI Wilayah V jateng-DIY, Sutikno, kesimpulan adanya perlambatan pertumbuhan itu mengacu dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha di Jateng. Dalam SBT, tercatat kegiatan usaha 12,23 %. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 14,22%, jelas mengalami penurunan.

"Apalagi jika dibanding triwulan IV tahun 2013 yang mencapai 19 %. Hal itu merata tidak sekedar di sektor ekonomi, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian juga mengalami perlambatan," kata Sutikno, Kamis (8/5/2014).

Tiga sektor yang disebut di atas adalah penopang Produk Domestik Bruto Regional. Hasil analisis dari survei tersebut menunjukkan adanya lima faktor terjadinya pelambatan kegiatan usaha selama Januari 2014-Mei 2014.

"Masing-masing adalah penurunan permintaan domestik dalam pasar, kondisi cuaca, peningkatan biaya produksi sehingga beberapa perusahaan berpikir ulang saat menjalankan usahanya. Ini adalah dampak domino kenaikan harga bahan baku produksi, upah tenaga kerja, dan tarif listrik," kata Sutikno.

Sementara itu, Deputi Kepala KpW BI Wilayah V Jateng-DIY, Marlison Hakim memperkirakan,  perekonomian Jateng akan mengalami lonjakan pada kuartal II  2014. Prediksi ini sejalan dengan ekspektasi SBT yang akan melonjak hingga 45,03%.

"Seluruh sektor ekonomi dan tiga sektor lain akan gencar berekspansi. Indikasi lain, adanya libur panjang sekolah dan persiapan masyarakat menghadapi lebaran," kata Marlison.

Ekspektasi pertumbuhan ekonomi itu akan berimbas positif pada investasi. Diprediksi investasi akan meningkat hingga 19,49%.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini