Sukses

Bupati Wonosobo Berharap Pada Pembukaan Bandara Wirasaba

Wonosobo juga akan mencoba membuka kembali jalur kereta api yang sudah ditutup sejak tahun 1980.

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan Pangkalan Udara Wirasaba di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, menjadi bandara komersial tinggal izin dari Kementerian Perhubungan. Pengembangan bandara tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah sekitar.

Bupati Wonosobo Abdul Kholiq Arif menjelaskan, izin dari Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia untuk menggunakan Pangkalan Udara Wirasaba sebagai bandara komersial telah keluar. 

Saat ini pihaknya dengan beberapa pemerintahan kabupaten lainnya yang terlibat pengembangan Wirasaba sedang menunggu keluarnya analisa stategis dari Kementerian Perhubungan sebagai landasan pemberian izin selanjutnya. "Kami ingin secepatnya, tahun ini sudah bisa berjalan," tuturnya saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, Senin (19/5/2014).

Menurut Arif, pengembangan Pangkalan Udara Wirasaba akan meningkatkan perekonomian bagi empat kabupaten yang menjadi ring utama. Keempat daerah tersebut adalah Banjarnegara, Pubalingga, Cilacap dan Wonosobo.

"Selain itu masih ada daerah lain yang menjadi ring penyangga seperti Banyumas, Brebes, Tegal dan Pemalang yang perekonomiannya juga bisa terangkat," tambahnya.

Arif melanjutkan, saat ini 80% pendapatan daerah di Wonosobo merupakan hasil pertanian antara lain tembakau, teh, sayur dan buah. Selama ini, Kabupaten Wonosobo merasa kesulitan untuk memasarkan produk-produk tersebut karena terkendala masalah infrastruktur jalan yang belum memadai.

Dengan adanya bandara baru diharapkan ke depannya produk-produk daerah tersebut bisa tersalurkan dengan baik.

Ke depannya, Wonosobo juga akan mencoba membuka kembali jalur kereta api yang sudah ditutup sejak tahun 1980. Menurut Arif pembukaan kembali jalur kereta api tersebut juga akan membuka akses produk Wonosobo ke daerah luar bahkan ke luar negeri.

"Untuk jalan darat secara bertahap saat ini telah dilebarkan dari yang semula hanya 12 meter menjadi 16 meter atau 8 meter per lajur," pungkasnya. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.