Sukses

Mengkritik Musik dengan Kolaborasi Nada

Kolaborasi nada menjadi sebuah alternatif berkarya seorang pemusik, sekaligus menjadi alat kritik bagi seni yang ekslusif. Komponis dituntut sempurna untuk menyatukan tangga-tangga nada.

Liputan6.com, Jakarta: Trend memadukan beragam unsur musik mengihlami Didid Mahaswara untuk menggelar pentas Art Sumpit versus Art Semprit di Jakarta, baru-baru ini. Didid mencoba mengkolaborasikan pentas musik dengan menggunakan multi tone atau tangga serba nada --biasa dikenal campursari. Pementasan kolaborasi musik ini, kata Didid, diharapkan mampu menghilangkan kejenuhan pemusik. Di sisi lain, Didid berniat mengkritik sebuah kegiatan kesenian yang telah berubah alur menjadi pertunjukan eksklusif.

Untuk menyatukan musik, komponis biasa mengadaptasi tangga nada dari peralatan konvensional musik barat. Jika menggunakan instrumen lain, kemungkinan bakal muncul kesan pemaksaan dalam berkarya. Karena itu, para komponis dituntut mampu menyelaraskan nada dengan sempurna.(KEN/Mohammad Kemal dan Hendro Wahyudi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.