Sukses

Waralaba Asing Antre Masuk ke RI

Sekitar 70% waralaba asing itu bergerak di bisnis makanan dan minuman, dan sisanya di sektor jasa.

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) menyatakan, sejumlah waralaba asing telah melakukan penjajakan untuk masuk ke Indonesia. Sayangnya, investor tersebut masih menunggu selesainya pemilihan umum (Pemilu) presiden pada Juli 2014.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pembina Wali, Amir Karamoy. Menurut Amir, waralaba dari beberapa negara ASEAN siap menyerbu pasar Indonesia seiring Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.

"Waralaba asing dari Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina dan negara ASEAN lain sudah melakukan penjajakan mau masuk ke sini. Kan mau MEA, jadi mereka sudah siap-siap," kata Amir kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (1/6/2014).

Amir menyebut, sebagian besar dari waralaba tersebut berkutat pada bisnis makanan dan minuman atau kuliner sekitar 70%. Sedangkan sisanya 30% di sektor jasa, seperti kesehatan, pendidikan, konsultan, serta sektor ritel.

Masuknya waralaba di bisnis kesehatan, sambung dia, tak terlepas dari revisi aturan Daftar Negatif Investasi (DNI) karena kepemilikan modal asing di sektor kesehatan meningkat menjadi 85% dari awalnya 75%.

Namun, dia mengaku, rencana tersebut masih menunggu kepastian pemimpin Indonesia untuk periode lima tahun mendatang. "Mereka masih wait and see dari pemilu Presiden di Juli ini. Investor kan mau tahu siapa yang akan jadi Presiden kita," tutur Amir.

Amir menilai, investor waralaba juga mempunyai rasa khawatir terhadap ketidakpastian politik Indonesia terhadap putaran pemilu. "Kalau perbedaan hasil suara antara capres satu dengan yang lain sangat kecil misalnya 49:50, maka potensi konflik besar. Makanya mereka masih nunggu," ucapnya.

Dia berharap, investor waralaba dapat merealisasikan investasinya ke Indonesia usai pemilu. "Tapi mereka pasti akan investasi di sini, mungkin pada Oktober 2014," pungkas Amir. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.