Sukses

Ini Jagoan Saham BUMN di Pasar Modal Indonesia

Sebagian besar saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melonjak terutama emiten konstruksi BUMN pada semester I 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengalami kenaikan harga paling tajam di antara saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang semester I 2014. Kenaikan harga saham itu juga ditopang dari indeks saham sektor konstruksi dan properti menguat.

Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, kenaikan harga saham ADHI didukung dari kinerja perseroan yang relatif membaik pada kuartal I 2014. Hingga kuartal I 2014, perseroan meraih kontrak senilai Rp 1,5 triliun. Kontrak baru itu terutama dari proyek infrastruktur dan gedung.

"Selain itu pada kuartal pertama 2014 nilai tukar rupiah tidak bergejolak seperti sekarang ini," ujar Reza, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Jumat (4/7/2014).

Sementara itu,  Analis PT AAA Asset Management, Akuntino menuiturkan, sektor konstruksi cenderung turun pada 2013 sehingga sektor saham itu mengalami kenaikan pada 2014. Hal itu didukung dari adanya harapan pemerintah dapat menggenjot proyek infrastruktur.

"Biasanya kalau proyek pemerintah akan dilempar kepada BUMN, sehingga mendukung bisnis PT Adhi Karya Tbk," kata Akuntino.

Selain PT Adhi Karya Tbk, ada sejumlah saham BUMN yang naik tajam melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya naik 14 persen. Namun kenaikan harga saham BUMN itu didominasi sektor konstruksi.

Pada urutan kedua, harga saham BUMN yang melesat yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 67,8 persen menjadi Rp 990 per saham. Lalu urutan ketiga, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menguat 66,67 persen menjadi Rp 675 per saham.

Sepanjang 2014, sektor saham properti dan konstruksi memimpin kenaikan sektor saham di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data BEI, indeks sektor saham properti dan konstruksi naik sekitar 20,67 persen menjadi 406 pada 30 Juni 2014.

Tak semua harga saham BUMN positif, selama semester I 2014, saham PT Garuda Indonesia Tbk turun 14,80 persen menjadi Rp 426 per saham dan saham PT Krakatau Steel Tbk melemah 9,91 persen ke level Rp 446 per saham.

Akuntino mengatakan, penurunan harga saham Garuda itu dipengaruhi kinerja perseroan. Hal itu karena perseroan belum mampu mencatatkan perbaikan kinerja. Hingga kuartal I 2014, PT Garuda Indonesia Tbk meraih pendapatan naik tipis menjadi US$ 807,32 juta. Meski demikian, perseroan masih mencatatkan rugi US$ 163,89 juta selama kuartal I 2014.

Akuntino menilai, saham BUMN cenderung masih menarik. Hal itu karena bisnis perseroan dapat ditopang dari sinergi BUMN. Salah satu yang menarik adalah saham BUMN sektor konstruksi. Sektor konstruksi juga cenderung baik mengingat ada anggaran pemerintah untuk proyek infrastruktur sehingga emiten BUMN konstruksi mendapatkan keuntungan dari proyek pemerintah. (Ahm/)

 

Berikut emiten BUMN yang tercatat di pasar modal beserta pertumbuhan harga sahamnya selama semester I 2014:

Emiten

Penutupan Harga Saham 30 Juni 2014

Penutupan Harga Saham 30 Desember 2013

Pertumbuhan

PT Adhi Karya Tbk

Rp 2.760

Rp 1.510

82,78%

PT Kimia Farma Tbk

Rp 990

Rp 590

67,8%

PT Waskita Karya Tbk

Rp 675

Rp 405

66,67%

PT PP Tbk

Rp 1.815

Rp 1.160

56,47%

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

Rp 10.325

Rp 7.250

42,41%

PT Jasa Marga Tbk

Rp 5.975

Rp 4.725

26,46%

PT Bank Mandiri Tbk

Rp 9.850

Rp 7.850

25,48%

PT Wijaya Karya Tbk

Rp 740

Rp 590

25,42%

PT Perusahaan Gas Negara Tbk

Rp 5.525

Rp 4.475

23,46%

PT Bank Negara Indonesia Tbk

Rp 4.800

Rp 3.950

21,52%

PT Bank Tabungan Negara Tbk

Rp 1.050

Rp 870

20,69%

PT Timah Tbk

Rp 1.260

Rp 1.081

16,55%

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Rp 2.500

Rp 2.150

16,28%

PT Semen Baturaja Tbk

Rp 379

Rp 330

14,85%

PT Indofarma Tbk

Rp 174

Rp 153

13,73%

PT Semen Indonesia Tbk

Rp 15.075

Rp 14.150

6,54%

PT Bukit Asam Tbk

Rp 10.750

Rp 10.200

5,39%

PT Aneka Tambang Tbk

Rp 1.090

Rp 1.090

-

PT Garuda Indonesia Tbk

Rp 426

Rp 500

Turun 14,80%

PT Krakatau Steel Tbk

Rp 446

Rp 495

Turun 9,9%

 Sumber: RTI

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.