Sukses

Survei: 92% Orang Kaya Dunia Masih Peduli Sesama

meski bergelut di dunia bisnis, para konglomerat tetap memberikan perhatian khusus pada sesama.

Liputan6.com, New York- Siapa bilang semua orang kaya sombong dan tak peduli masyarakat di sekitarnya? Baru-baru ini, perusahaan konsultasi dan riset kekayaan miliarder, Capgemini dan RBC Wealth Management menemukan 92 persen orang kaya mengaku bahwa kepedulian terhadap sesama merupakan salah satu hal penting dalam kehidupannya.

Bahkan mengutip hasil survei tersebut dari laman Forbes, Senin (21/7/2014), sekitar 75 persen penduduk kaya (high net worth individuals/HNWI), berusia muda dan di atas 40-an menganggap dampak kepeduliannya terhadap masyarakat sebagai salah satu hal yang teramat penting. Penduduk kaya di negara-negara berkembang seperti China, India dan Indonesia merupakan masyarakat yang sangat mengedepankan kepentingan sosial.

Artinya, meski bergelut di dunia bisnis dengan segala kepentingannya, para konglomerat tetap memberikan perhatian khusus pada sesama. Berikut lima bukti bahwa orang kaya masih sangat peduli pada sesama seperti yang teridentifikasi dari survei dua perusahaan global tersebut:

1. Menentukan pilihan investasi berdasarkan kepentingan sosial dan dampaknya terhadap masyarakat.

2. Secara rutin mendonasikan sebagian hartanya baik melalui yayasan atau secara individu.

3. Terlibat dalam sejumlah komunitas masyarakat secara umum.

4. Mengedepankan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia.

5. Mengambil keputusan bisnis yang strategis dengan tetap mendahulukan kepentingan masyarakat.

Hasil survei tersebut juga menunjukkan, bahwa tiga bukti teratas kepedulian orang kaya pada sesama merupakan hasil pendidikan keluarga dan motivasi pribadi. Selain itu, keinginan untuk memberi contoh pada keturunannya, serta tanggung jawab moral pribadi mendorong orang kaya untuk memberi pada sesama.

Sekadar informasi, Capgemini merupakan salah satu perusahaan jasa konsultasi, teknologi dan penyedia tenaga kerja profesional di dunia. Perusahaan tersebut telah hadir di lebih dari 40 negara dengan  130 ribu karyawan. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini