Sukses

Turis China Tak Lagi Gila Belanja di Asia

Reputasi Singapura sebagai surga belanja mulai terhambat karena adanya kenaikan harga dan meningkatnya ancaman persaingan regional.

Liputan6.com, Singapura - Minat para turis China untuk berbelanja di negara-negara Asia tampaknya mulai menunjukkan penurunan. Terbukti, reputasi Singapura sebagai surga belanja mulai terhambat karena adanya kenaikan harga dan meningkatnya ancaman persaingan regional.

Mengutip laman CNBC.com, Senin (11/8/2014), dua faktor tersebut mengurangi pesona Singapura sebagai salah satu tujuan ritel terbaik di Asia. Tak hanya itu, dua tragedi maut yang menimpa Malaysia Airlines juga mengurangi minat belanja para turis di Negeri Jiran. Konflik di Thailand juga tercatat membuat para turis enggan berwisata dan mengeluarkan uangnya di sana.

"Singapura merupakan bagian dari tempat liburan para penduduk China, ditambah Malaysia dan Thailand. Tragedi MH370 dan aksi protes di Thailand telah menarik turun volume penjualan bagi banyak riteler di Asia," ungkap Direktur Senior Research & Consultancy di Savills Singapore, Alan Cheong.

Data terakhir dari Badan Pariwisata Singapura menunjukkan jumlah pengeluaran para turis untuk berbelanja merosot enam persen selama kuartal-I 2014. Angkanya merosot ke leel 1,1 miliar dolar Singapura.

Mengingat industri ritel Singapura sangat bergantung pada sektor pariwisata, penurunan jumlah turis China sebesar 14 persen dapat membuat penghasilannya di bidang ritel merosot tajam. Para turis China memang tercatat sebagai konsumen dengan pengeluaran terbesar di Singapura dan beberapa negara tetangganya.

"Biaya sewa, transportasi, dan tenaga kerja yang terus meningkat menambah biaya produksi dan membuat kegiatan belanja di Singapura menjadi kurang menarik bagi para turis," terang Cheong.

Selain itu, meningkatnya popularitas perdagangan elektronik membuat para konsumen asal China tak perlu repot-repot datang ke negara lain seperti Singapura untuk sekadar berbelanja. (Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini