Sukses

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,5% Tahun Ini Sulit Tercapai

Pemerintah sulit menembus target pertumbuhan ekonomi karena di semester I-2014 saja, pertumbuhan ekonomi hanya mampu berada di 5,17 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini bisa menembus 5,5 persen. Namun, target ini dinilai sulit tercapai dengan melihat kondisi perekonomian yang ada.

Pengamat Ekonomi UGM Sri Adiningsih mengatakan, pemerintah sulit menembus target pertumbuhan ekonomi karena sampai semester I-2014 saja, pertumbuhan ekonomi hanya mampu berada di 5,17 persen.

"Itu artinya pemerintah harus bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,9 persen di semester II ini dan itu rasanya sulit terjadi," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).

Dia menuturkan, kondisi global maupun nasional membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus merosot sejak tahun 2011. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga tahun depan.

Pada 2011, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,5 persen, terus turun menjadi 6,2 persen di 2012 dan pada 2013 susut kembali menjadi 5,6 persen.

"Dan sekarang saja sampai semester I hanya 5,1 persen. Kalau tidak ada perubahan kebijakan yang drastis dari pemerintah maka tren akan berlangsung terus. Ini kalau tidak ada perubahan," tegas dia.

Adapun data atau asumsi ekonomi nasional yang tertuang dalam APBNP 2014 sebagai berikut:

Pertumbuhan ekonomi 2015 : 5,5 persen
Asumsi Inflasi : 5,3 persen
Nilai tukar rupiah : Rp 11.600 per dolar AS
SPN 3 Bulan : 6 persen
Asumsi harga minyak : US$ 105 per barel
Asumsi lifting minyak : 818 ribu barel
Asumsi lifting gas: 1.224 ribu barel
Defisit APBN 2014: Rp 241,5 triliun atau 2,4 persen dari PDB
Total Penerimaan APBN: Rp 1.635,4 triliun
Penerimaan Pajak: Rp 1.246,1 triliun
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp  386,9 triliun
Penerimaan hibah sebesar Rp 2,3  triliun
Total belanja negara sebesar Rp  1.876,9 triliun
Belanja pemerintah Rp 1.280,4 triliun
Transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 596,5 triliun. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini