Sukses

Menpera Ingin Beri Insentif Orang Kaya yang Tinggal di Apartemen

Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menyarankan adanya pemberian insentif bagi masyarakat berpenghasilan tinggi yang tinggal di apartemen

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menyarankan adanya pemberian insentif bagi masyarakat berpenghasilan tinggi yang tinggal di apartemen. Selain itu, dia juga mendorong adanya keringanan serupa bagi masyarakat kecil yang tinggal di rumah susun.

Djan menganggap masyarakat yang tinggal di rumah susun dan apartemen telah berjasa mengurangi penggerusan lahan tanam produktif dan mengurangi tingkat kemacetan di kota-kota besar.

“Bayangkan kalau orang kaya tinggal di pinggiran kota. Dia bisa punya tanah 900, 1.000 hingga 2.500 meter persegi hanya untuk satu rumah yang lengkap dengan kolam renang pribadi. Belum lagi halaman yang luas dengan pemandangan yang indah tapi hanya untuk kepentingan pribadi. Artinya, kalau mereka mau tinggal di apartemen, itu bisa jadi sebuah pengorbanan,” ungkapnya saat memberikan sambutan di acara BTN Property Expo di Jakarta, Sabtu (16/8/2014).

Sementara jika orang berada tinggal di apartemen, maka luas rumah yang ditempatinya hanya mencapai 250-500 meter persegi saja. Selain itu, dia juga menilai, masyarakat kaya yang tinggal di apartemen berpotensi mengurangi kemacetan di dalam kota.

“Karena kalau mereka berangkat dari pinggiran masuk ke kota, orang kaya itu memiliki kemampuan memiliki mobil lebih dri satu. Kalau anaknya, misalkan tiga dan mobilnya tiga, lalu istrinya juga membawa mobil sendiri, itu satu keluarga saja, bisa lima mobil yang masuk ke kota setiap hari,” terangnya.

Untuk itu, dia berinisiatif memberikan insentif berupa tarif listrik, harga air minum dan gas yang lebih murah bagi orang berada yang tinggal di apartemen. Hal itu demi menarik lebih banyak orang kaya untuk tinggal di apartemen.

“Kalau dalam satu tahun, sebanyak 140 rumah super mewah dibangun, itu bisa menghabiskan lahan hinga puluhan hektar. Lebih baik berikan insentif agar tinggal di apartemen menjadi lebih menarik,” jelasnya.

Dia menjelaskan, tarif dasar listrik di apartemen sebenarnya bisa dikurangi karena berbeda dengan rumah tapak, biaya penyediaannya tercatat lebih rendah. Itu lantaran distribusi jaringan listriknya yang lebih sederhana. Begitupula dengan penyediaan air dan gas. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.