Sukses

Konsumen RI Masih Takut Berbelanja Online Pakai Kartu Kredit

Sekitar 60 persen konsumen Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak bersedia memberikan informasi kartu kredit secara online.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan transaksi belanja online atau online shooping di Indonesia ternyata tidak seiring dengan tingkat kepercayaan konsumen dalam negeri akan penggunaan transaksi non-tunai seperti kartu kredit.

Dari hasil studi e-commerce yang dilakukan oleh perusahaan penyedia informasi dan insights konsumen, Nielsen, mengungkapkan bahwa keamanan kartu kredit tetap menjadi kekhawatiran utama bagi konsumen dalam melakukan transaksi online.

"Konsumen sangat berhati-hati jika harus memberikan informasi mengenai kartu kredit mereka secara online," ujar Executive Director Consumer Insights Nielsen Indonesia Anil Antony dalam konferensi pers di Kantor Nielsen, Jakarta, Rabu (3/9/2014).

Dalam survei bertajuk The Nielsen Global Survey of E-Commerce memperlihatkan bahwa enam dari sepuluh konsumen atau sekitar 60 persen konsumen Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak bersedia memberikan informasi kartu kredit secara online.

"Karena kekhawatiran untuk memberikan informasi kartu kredit masih menjadi penghalang untuk berbelanja secara online, maka sangat penting bagi para peritel online untuk menjamin keamanan pembayaran guna mendapatkan kepercayaan konsumen," kata dia.

Sementara itu, yang menjadi penghambat lain bagi konsumen untuk melakukan belanja online yaitu karena adanya biaya pengiriman dengan porsi persentase sebesar 50 persen serta kebingungan konsumen mengenai cara berbelanja pada situs  online dengan besaran persentase 49 persen.

Meski demikian, keterbatasan waktu berbelanja, serta ketersediaan informasi produk, ulasan dan perbandingan harga yang tertera dalam situs belanja online menjadi alasan yang membuat para konsumen untuk tetap bertransaksi secara online.

"Dengan melihat bagaimana konsumen kini melakukan penjelajahan online sebelum melakukan pembelian offline, pada para peritel perlu memastikan agar tidak mengabaikan dunia digital sebagai bagian dari keseluruhan strategi untuk menarik lebih banyak konsumen," tandasnya.

Sekedar informasi, The Nielsen Global Survey of E-Commerce mensurvei lebih dari 30 ribu konsumen di 60 negara kawasan Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Utara. Sampel yang digunakan memiliki kuota berdasrkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara berdasarkan pengguna internet dan telah dipertimbangkan untuk dapat mewakili konsumen internet. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini