Sukses

Pengusaha Minta Jokowi Belajar Benahi Izin Usaha dari Singapura

Pengusaha Steak Holycow, Afit D Purwanto mendesak Jokowi-JK untuk segera membenahi birokrasi perizinan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam hitungan minggu, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan segera dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 100 hari kinerja pertamanya, Pengusaha Steak Holycow, Afit D Purwanto mendesak dua tokoh ini untuk segera membenahi birokrasi perizinan di Indonesia.

"Tolong Pak Jokowi-JK untuk menghapus perizinan yang berbelit-belit, terutama membebaskan pengusaha kecil dan menengah seperti saya dari pungutan liar yang sangat memberatkan kami," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (8/9/2014).

Pria berkepala plontos itu mengaku, dirinya kerap menemui sejumlah oknum yang menagih setoran ilegal kepada setiap pelaku usaha saat mengurus perizinan usaha. 

"Saya harus akui dan jujur masih banyak pungutan liar saat mau izin buka usaha. Kalau pungutan liar di distribusi, supplier kan yang nanggung," keluhnya.

Dijelaskan dia, kondisi ini sangat bertolak belakang dengan birokrasi di Singapura. Pemerintah setempat justru mendesain birokrasi dengan rapi, tanpa proses panjang dan menutup peluang transaksi antara birokrat dan masyarakat.

"Di Singapura, bikin izin usaha cuma satu hari selesai. Biaya murah, semua dilakukan serba online, pajak online, dan hitungannya pun jelas. Kami sangat dimudahkan walaupun pajak lebih mahal tapi kami dijamin dari segi keamanan 1.000 persen tidak ada pungutan liar," terang dia.

Afit berharap, Jokowi-JK dapat belajar dari birokrasi yang diterapkan di negeri Singa itu. "Jokowi bisa contoh Singapura dalam membentuk infrastruktur birokrasi perizinan, misalnya lanjutkan perizinan satu pintu itu bagus sekali. Kita akan mengalami peningkatan," pungkas dia yang pernah membuka outlet Holycow di Singapura namun rugi. (Fik/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini