Sukses

BPH Migas Usul Harga BBM Naik Sebesar Ini

Untuk menaikkan harga BBM, pemerintah juga harus menyiapkan bantuan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Kebijakan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsama Sommeng menyarankan pemerintah baru untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Rp 4.000 per liter.

Andy menilai rencana pemerintah yang dipimpin presiden terpilih Joko Widodo menaikan harga BBM bersubsidi Rp 3.000 per liter sudah baik untuk meringankan beban keungan negara dari subsidi BBM.

"Kalau mau naik ya ikutin Pak Jokowi-JK, Rp 3.000 sudah bagus. Udah limit bawah," kata Andy, di Jakarta, Senin (22/9/2014).

Namun menurut Andy, lebih bagus lagi Presiden Jokowi menaikan harga BBM bersubsidi Rp 4.000 per liter. Pasalnya, akan lebih banyak uang yang akan dihemat atas kenaikan tersebut.

"Kalau bisa Rp 4000 per liter bagus lagi. Nanti paling cuma enam bulan dampaknya setelahnya normal lagi," tutur dia.

Untuk menaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 4.000 per liter, pemerintah juga harus menyiapkan bantuan masyarakat untuk meringankan dampak kenaikan harga BBM seperti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)

"Itu lebih bagus lagi (Kalau naik Rp 4000), tapi lebih sakit ya. Tapi jangan lupa social safety harus. Dana BLSM," paparnya.

Andy menambahkan, pemberian BLSM bisa dilakukan pemerintah sebelum menaikan harga BBM bersubsidi, sehingga masyarakat sudah siap dengan kenaikan harga bahan pokok atas kenaikan harga BBM bersubsdi.

"Iya dong. Tapi jangan begitu naikin orang lupa sama itu tadi dana jaminan. Orang makin menderita. Sebetulnya social safety diberi dulu jadi dia punya pegangan saat harga BBM Naik. Tadinya punya Rp 100 ribu belanja, tiba-tiba jadi Rp 150 ribu, ketika sudah naik ya no problem. Tidak ada shock," pungkas dia. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.