Sukses

RI Bisa Produksi Listrik 125 Ribu MW pada 2025

Indonesia perlu membangun pembangkitan listrik dengan kapasitas 10 ribu MW per tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengejar target kelistrikan sebesar 125 ribu Megawatt (MW) pada 2025, pemerintah harus segera memulai proyek-proyek infrastruktur dari saat ini.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo mengatakan, pemerintah menargetkan pada 2025 Indonesia dapat memproduksi listrik sebesar 125 ribu MW.

Jika dibandingkan dengan saat ini, target tersebut masih sangat jauh karena saat ini produksi listrik yang dimiliki Indonesia hanya 50 ribu MW.

Untuk dapat mencapai target tersebut, Susilo menghitung Indonesia perlu membangun pembangkitan listrik dengan kapasitas 10 ribu MW per tahunnya.

"Dari yang terpasang saat ini sebesar 50 ribu MW itu saja paling tidak saya itung satu tahun perlu membangkitkan kira-kira 10 ribu MW,"  jelasnya dalam pameran Kelistrikan Indonesia 2014, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (1/9/2014).

Menurut Susilo, pembangunan pembangkit listrik tersebut harus dilakukan mulai saat ini. Pasalnya jika tidak dilakukan target tersebut hanya jadi sebuah rencana, atau Susilo menyebutnya dengan omdo (omong doang).

"Kalau tidak disediakan dari sekarang omdo omong doang, nato (not action talk only)," ungkapnya.

Ia mengakui, keuangan PLN tidak mampu untuk membiayai target tersebut. Dalam satu tahun anggran investasi PLN hanya sebesar Rp 50 triliun sedangkan untuk membiayai target 10 ribu MW per tahun membutuhkan investasi Rp 200 triliun.

"Kami tidak sanggup pasti, hanya Rp 50 triliun pembangkitan hanya 5 persen dari total petumbuhan," tuturnya.

Menurutnya perlu peran pihak swasta untuk merealisasikan target tersebut. Ia khawatir jika target tersebut tidak terealisasi rencana Indonesia menjadi negara terbesar ke enam pada 2030 juga tidak terealisir.

"Tadi saya itung satu tahun perlu membangkitkan kira-kira 10 ribu Mw. Rp 200 triliu pertahun, karena itu peran swasta sangat penting, kalau tidak dari mana PLN sehingga jangan sampailah rencana kita negara 6 terkuat di 2030 tidak jadi," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini