Sukses

Harga BBM Naik, Jokowi Harus Siap Hadapi Inflasi Tinggi

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, harga BBM bersubsidi naik pada 2014 akan mendongkrak angka inflasi lebih tinggi dari target.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) harus bersiap dengan inflasi lebih tinggi dari target semua. Hal itu mengingat harga BBM bersubsidi dipastikan naik Rp 3.000 pada November 2014.

"Saya cuma mengatakan bahwa kita punya inflasi dalam kondisi terkendali. Kalau seandainya ada penyesuaian BBM di tahun ini tentu inflasi akan lebih tinggi dari yang kita targetkan. Jadi tentu kita harus mempersiapkan diri," ujar Agus di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2014).

Dia menjelaskan, jika pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3 ribu pada November 2014 maka diperkirakan tingkat inflasi berada pada kisaran 8,5 persen-9 persen.

"Tapi kita akan berusaha menjaga inflasi dan menjaga nilai tukar agar tetap stabil. Jadi BI akan selalu ada di pasar untuk menjaga volatalitas (fluktuasi) rupiah," lanjutnya.

Menurut Agus, dengan menaikan harga BBM tidak akan cukup untuk mengurangi defisit necara perdagangan akibat impor minyak. Tetapi juga harus didukung oleh faktor lain seperti pengelolaan pangan, infrastruktur, daya saing dan lain-lain.

"‪Saya rasa mengelola BBM dengan lebih baik dan listrik lebih baik adalah salah satu yang perlu dilakukan tapi melakukan perbaikan pengelolaan pangan, infrastruktur, daya saing itu juga harus dilakukan. Jadi kalau sekarang ini kita lihat defisit transaksi berjalan tahun 2014 itu bisa di kisaran 3,2 persen dari GDP, itu hariannya bisa di bawah kisaran 2,5 persen," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini