Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar khawatir terhadap langkah program presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) ke depan akan terganjal di parlemen mengingat koalisi merah putih mendominasi parlemen menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak kemarin.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Jumat (3/10/2014), IHSG turun 62,99 poin atau 1,26 persen menjadi 4.937,81. Indeks saham LQ45 turun 1,37 persen menjadi 831,3. Seluruh indeks saham turun tajam pada hari ini.
Baca Juga
IHSG melemah didorong dari 243 saham bergerak di zona merah. Sementara itu, 53 saham menguat dan 46 saham diam di tempat. Level tertinggi pada hari ini di kisaran 5.024,57 dan terendah 4.933,04.
Advertisement
Dalam riset PT Bahana Securities, Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su menuturkan, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikuasai oleh koalisi merah putih membuat kabar buruk bagi pemerintahan Jokowi. Hal ini menunjukkan banyak tantangan ke depan untuk mengambil kebijakan dan reformasi yang diperlukan.
"Bahkan jika Jokowi mampu mengamankan koalisi yang lebih besar ke depan. Biaya politiknya tentu menunjukkan peningkatan," kata Harry.
Dalam riset PT KDB Daewoo Securities menyebutkan, aksi penjualan investor asing didorong dari faktor global dan dalam negeri. Sentimen politik domestik mempengaruhi laju IHSG mengingat kekhawatiran presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) tidak dapat leluasa menjalankan kebijakannya apalagi yang berkaitan kebijakan yang harus mendapatkan persetujuan dari DPR. Investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 1,4 triliun pada Kamis 2 Oktober 2014.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pilihan Sektor Saham
Pilihan Sektor Saham
Di tengah ketidakpastian tersebut, analis PT KDB Daewoo Securities menyarankan untuk membeli saham yang mempunyai fundamental kuat ketika terjadi penurunan. Apalagi ketika IHSG pulih kembali dan mencapai level sebelum penurunan dalam beberapa perdagangan setelah kejatuhan indeks lebih dari 2 persen.
Sedangkan Harry mengingatkan kepada pelaku pasar memperhatikan sektor saham yang memiliki risiko tinggi terhadap sektor saham yang bergantung pada peraturan pemerintah dan APBN termasuk infrastruktur.
Advertisement
"Berdasarkan riset kami biasanya sektor infrastruktur mengalami underperformance pasca pengumuman harga BBM," kata Harry.
Saham-saham yang cenderung akan terkena aksi ambil untung antara lain saham Waskita Karya (WSKT), PTPP, Wijaya Karya Beton (WTON), dan Wijaya Karya (WIKA).
Selain itu, pihaknya merekomendasikan hindari sektor saham sentisitif dengan suku bunga seperti otomotif, consumer discreationary, bank dan properti.
Adapun sektor saham yang jadi pilihan, Harry memilih sektor saham telekomunikasi dan consumer staples.
Sedangkan riset PT Sucorinvest Gani merekomendasikan wait and see di tengah ketidakpastian politik terus berlanjut.
Dalam waktu dekat ini, pelaku pasar akan fokus terhadap susunan kabinet yang akan diumumkan pada 22 Oktober 2014 setelah pelantikan Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden dan kebijakan soal harga BBM bersubsidi. (Ahm/)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement