Sukses

Pelemahan Rupiah Pukul Usaha Kecil

Pelemahan rupah terasa menyesakkan dada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah hingga menembus Rp 12.100 per dolar Amerika Serikat (AS) begitu terasa menyesakkan dada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Kondisi ini mengakibatkan margin atau keuntungan pengusaha semakin tergerus.

Hal tersebut dialami Pendiri sekaligus CEO CV Jakarta Powder Drink (JPD), Muhammad Syakir. JPD merupakan produsen dan distributor bubuk minuman instan.

Dia mengatakan, volatilitas rupiah setiap hari seakan menjadi misteri. Padahal Syakir sangat mengandalkan bahan baku bubuk minuman instan yang masih harus diimpor dari beberapa negara, seperti China dan Singapura.

"Kurs naik turunnya signifikan sekali. Kadang pagi hari, nilai tukar rupiah Rp 11.900 per dolar AS, lalu sore harinya bisa tembus Rp 12.100 per dolar AS," kata mantan Pewarta Foto itu kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Senin (6/10/2014).

Parahnya lagi, sambung Syakir, sejumlah distributor bahan baku langganannya berpatokan pada bank-bank asing yang menawarkan kurs dolar tinggi terhadap rupiah.

"Kami bayar pakai rupiah, tapi itungan dolar AS. Jadi naik Rp 100-Rp 200 perak saja pengaruhnya besar sekali buat kami. Margin makin menipis," keluh dia.

Dirinya menambahkan, beban keuangan semakin menghimpit kala pemerintah menaikkan tarif tenaga listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Solusinya mudah saja, tinggal menaikkan harga jual produk bahan baku minuman instan.

"Tapi kan imbasnya ke pelanggan dan akhirnya mereka terpaksa menyesuaikan harga jual minuman, misalnya dari Rp 5.000 per cup jadi Rp 7.000 per cup. Alhasil penjualan pasti menurun karena daya beli berkurang, dan ujung-ujungnya tutup usaha," tegas Syakir.

Dia berharap, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dapat memberikan angin segar bagi pergerakan rupiah menjadi lebih stabil, meskipun itu merupakan wewenang dari Bank Indonesia (BI).

"Sebenarnya Rp 12.000 per dolar AS masih realistis, asal tidak makin lemah ke Rp 12.500-Rp 13.000 per dolar saja. Inginnya sih bertahan di angka Rp 11.800-Rp 11.900 per dolar AS," terang dia.

Harapan lain bagi Presiden dan Wakil Presiden terpilih agar menciptakan pemerintahan bersih, sehat dan merealisasikan janji kampanye dengan mempermudah proses perizinan UKM.

Syakir menyarankan supaya pemerintah dapat memangkas lama perizinan menjadi tiga bulan dari biasanya tahunan. Namun demikian, reformasi birokrasi semakin membaik karena pungutan liar saat proses izin usaha sudah berkurang.

"Maksimal 3-6 bulan deh, mulai dari pengajuan izin Haqi, izin merek, hak edar, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta lainnya. Jangan cuma memudahkan perusahaan asing, tapi biarkan kami industri rumahan lokal maju karena industri kami lah yang tidak terkena krisis moneter," imbuh Syakir. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini