Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Bakal Diterpa Banyak Ujian

Berbagai faktor baik dari dalam dan luar negeri akan terus mengganjal laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian Indonesia diprediksi akan sulit mengalami kemajuan mulai dari akhir 2014 hingga tahun depan. Berbagai faktor baik dari dalam dan luar negeri akan terus mengganjal laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berbicara sebagai ekonom, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo menerangkan, data-data ekonomi di AS tercatat semakin positif seperti angka penyerapan tenaga kerja dan penjualan properti.

"Positifnya data AS, menyebabkan dana-dana asing yang bergentayangan di luar luar setelah krisis 2008 dan mini krisis 2012 mulai kembali ke AS," tuturnya saat menjadi pembicara dalam acara Prediksi Ekonomi di Tengah Polarisasi Politik Nasional, di Jakarta, Sabtu (11/10/2014).

Kondisi tersebut membuat Indonesia kehilangan banyak dana asing. Drajad juga menyinggung lemahnya pertumbuhan ekonomi Eropa akibat perang sanksi dengan Rusia yang dapat semakin memperkuat posisi ekonomi AS.

"Kita sudah bisa lihat bagaimana rupiah melemah menghadapi penguatan dolar AS belakangan ini," katanya.

Dampak kedua dari positifmya data AS adalah sektor komoditas yang akan mengalami tekanan harga. Kondisi tersebut dianggap dapat memberatkan perekonomian Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada komoditas. Itu lantaran basis pertumbuhan ekonomi sangat mengandalkan sektor komoditas," terangnya.

Berikutnya yang akan menjadi ujian bagi perekonomian Indonesia adalah defisit neraca perdagangan. Subsidi BBM yang terlalu besar dinilai sebagai salah satu pemicu defisit tersebut.

Artinya, demi menjaga stabilitas perekonomian, Drajad mengatakan, mau tidak mau pemerintahan Jokowi harus menaikkan harga BBM demi mengurangi subsidi energi.

"Sayangnya, kenaikan harga BBM justru dapat melebarkan kesenjangan antara penduduk kaya dan menengah ke bawah di Indonesia," pungkas dia. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini