Sukses

SBY Diminta Berikan Blok Mahakam ke Pertamina

Keputusan Presiden SBY dengan menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina akan dikenang sebagai warisan yang sangat berharga.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Resource Study ( IRESS) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera menetapkan kontrak Blok Mahakam dengan Total dan Inpex yang berakhir pada 2017 tidak lagi diperpanjang.

Direktur Eksekutif IRESS, Marwan Batubara mengatakan, sejak 1 April 2017, pengelolaan Blok Mahakam diserahkan 100 persen, kepada PT Pertamina (Persero) sebagai  pengelolaan Blok Mahakam secara penuh. Penyerahan tersebut sesuai dengan amanat konstitusi dan juga sangat mendesak guna mendukung ketahanan energi nasional.

"Dalam masa bakti yang tinggal 8 hari, IRESS sangat mengharapkan Presiden SBY membuat keputusan yang bermartabat," kata Marwan di Jakarta, Minggu (12/10/2014).

Menurut Marwan, keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina akan dikenang sebagai warisan yang sangat berharga dan diapresiasi oleh seluruh rakyat Indonesia.

Keputusan tersebut juga dapat  menjadi momentum dan leverage yang sangat berarti bagi Pertamina untuk memulai era baru sebagai national oil company (NOC) yang semakin kuat dan dominan di negeri sendiri dan disegani secara global.

"Tuntutan agar pengelolaan Blok Mahakam sejak 2017 diserahkan kepada Pertamina telah berlangsung sejak 2008 melalui berbagai seminar, pernyataan sikap, siaran pers, audiensi dengan berbagai komisi dan pimpinan DPR, sejumlah unjuk rasa di Istana Negara, Gedung DPR, KESDM dan KBUMN, serta pembentukan Petisi Blok Mahakam untuk Rayat," tambah Marwan.

Meskipun tuntutan telah berlangsung lama dan dilakukan dalam hampir segala bentuk advokasi yang mungkin dilakukan, ternyata Pemerintah tidak menanggapi, dan keputusan tak juga diambil sampai saat ini.

"Padahal Blok Mahakam telah dikuasai perusahaan asing asing sejak 1967, telah hampir setengah abad. Keuntungan yang mereka keruk dari bumi Mahakam tersebut pun telah ratusan triliun rupiah banyaknya, sehingga menjadi kontributor utama bagi tumbuh dan berkembangnya Total dan Inpex sebagai perusahaan migas kelas dunia," pungkas Marwan. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.