Sukses

10 Tahun Berkuasa, Ini Kekurangan SBY di Bidang Ekonomi

Reformasi subsidi tersebut belum sukses dilakukan mengingat hingga saat ini subsidi belum mengarah ke sektor yang produktif.

Liputan6.com, Jakarta - ‎Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menyerahkan jabatannya ke presiden terpilih Joko Widodo pada 20 Oktober nanti, setelah 10 tahun memimpin Indonesia. Selama masa kepemimpinannya tersebut, terlepas dari berbagai prestasi yang dicatatkan, terdapat beberapa hal hal yang belum sempurna.

Menteri Perencanaan Pembangunan dan Kepala Bappenas, Armida Alisyahbana menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dan harus lebih diperbaiki di pemerintahan selanjutnya.

"Kalau soal prestasi sudah banyak, tentu yang paling gampang itu yang belum maksimal, yaitu soal reformasi subsidi," kata Armida di kantornya, Rabu (15/10/2014).

Menurutnya, reformasi subsidi tersebut belum sukses dilakukan mengingat hingga saat ini subsidi belum mengarah ke sektor yang produktif dan masih tersandera oleh subsidi energi terutama Bahan Bakar Minyak (BBM).

Hal lain yang menjadi rapor merah pemerintahan SBY adalah penerimaan negara terutama dari sektor pajak. Penerimaan pajak pada 2013 tercatat sebesar Rp 1.071 triliun, lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.148 triliun.

Hal lain yang yang perlu dibenahi di masa pemerintahan mendatang adalah penciptaan swasembada pangan.‎ "Kalau pangan tentu, di satu sisi penduduk Indonesia 250 juta jiwa, konversi lahan saja itu yang sebenarnya penting‎," kata Armida.

Dalam mendukung penciptaan swasembada pangan tersebut dikatakan Armida juga perlu ada penyeimbang dengan turut dibangunnya secara konsisten soal infrastruktur pendukung pertanian, seperti saluran irigasi. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.