Sukses

Pengelolaan Kas RI Sudah Seperti Negara Maju

Dirjen Perbendaharaan Negara Kemenkeu, Marwanto Harjowiryono mengungkapkan, Indonesia mulai menerapkan pengelolaan kas seperti negara modern

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggandeng Bank Dunia (World Bank) meluncurkan Buku Reformasi Pengelolaan Kas di Indonesia : Dari Administrasi Kas Menuju Pengelolaan Kas Secara Aktif. Buku ini menandai evolusi pengelolaan kas Indonesia seperti negara-negara modern.

Peluncuran buku  di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (16/10/2014) tersebut dihadiri oleh Dirjen Perbendaharaan Negara Kemenkeu, Marwanto Harjowiryono, Inspektur Jenderal Kemenkeu Sonny Loho, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto, Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas, Public Sector Management World Bank Mark Ahern dan lainnya.

Marwanto mengungkapkan, buku ini memberi gambaran sebuah kebijakan pengelolaan kas yang alami reformasi dalam konteks pengaturan manajemen. "Dulu kita pernah krisis, tapi sekarang kita mulai menerapkan pengelolaan kas seperti di negara-negara modern," tutur dia

Marwanto menjelaskan, Indonesia pernah dihantam badai krisis ekonomi Asia pada 2007-2008. Ketika situasi sulit itu, dirinya harus berkoordinasi dengan seluruh bendahara lokal untuk mengantongi data jumlah kas negara dalam bentuk tunai.

"Saat itu betapa sulitnya mengumpulkan informasi keuangan setiap hari dari seluruh daerah di Indonesia karena tidak mudah mengelola kas di sebuah negara dengan 17 ribu pulau dan tingkat teknologi yang belum merata," ujar Marwanto.

Saat ini, kata Marwanto, pengelolaan kas Indonesia telah berkembang ke sebuah sistem modern. Di mana dengan sistem ini, seluruh uang yang beredar di Tanah Air dan sempat mengendap berhari-hari di bank-bank pemerintah serta bank daerah, kemudian ditarik lalu ditempatkan di Bank Indonesia.

Direktur Pengelolaan Kas Negara, Rudi Widodo menambahkan, buku tersebut diterbitkan dalam dua bahasa, yakni bahasa Inggris sebanyak 250 buah dan bahasa Indonesia 1.500 buah.

"Buku ini hasil donor dari Eropa, Kanada, Swiss dan lainnya dengan target lembaga pendidikan tinggi, otoritas keuangan, institusi jaringan, jaringan Bank Dunia, lembaga negara secara gratis," tandas Rudi. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.