Sukses

Uang Palsu Merajalela, Transaksi Non Tunai Diprediksi Naik

Bank Sentral mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan segala bentuk peredaran uang palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penggunaan transaksi non tunai di masyarakat akan meningkat seiring dengan maraknya peredaran uang palsu akhir-akhir ini. Bank Sentral pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan segala bentuk peredaran uang palsu.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Lambok Antonius Siahaan. "Dengan kejadian ini, transaksi non tunai pasti naik. Masyarakat akan lebih banyak menggunakan non tunai," ujarnya kepada wartawan di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Meski enggan memproyeksikan peningkatan transaksi non tunai sebagai dampak peredaran uang palsu, namun dia mengaku pihaknya terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan kepolisian serta perbankan.

"Perbankan dan masyarakat harus lebih sadar karena kami juga bekerja sama dengan polisi. Dan melakukan sosialisasi secara masif," jelas Lambok.

Dia meminta masyarakat untuk selalu mengecek uang yang diterima dengan 3D, yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang. Ini sudah menjadi tagline BI dalam sosialisasi dan edukasi uang palsu kepada masyarakat.

"Masyarakat pun perlu merawat rupiah, karena kalau lusuh susah dicek. Jadi masyarakat harus lapor dan ini sangat kita hargai, sedangkan polisi menangkap pengedar uang palsu supaya nggak ada korban lagi," tukas Lambok. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini