Sukses

Banyak Kritik, Sofyan Djalil Ingin Tangkis Lewat Kerja

Sofyan menyerahkan penilaian dirinya dan menteri-menteri ekonomi lain kepada masyarakat. Para menteri hanya akan membuktikan dengan kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan bahwa tim ekonomi dalam Kabinet Kerja akan menunjukkan kinerja nyata sehingga berbagai kritikan yang disarangkan ke kabinet bentukan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tersebut menjadi tidak ada artinya.

"Saya tidak perlu mengomentari dan membela diri karena kalau mengomentari itu artinya membela diri," ujarnya kepada wartawan ditemui saat Rapat Kementerian yang belum tuntas di kantornya, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Dirinya pun enggan meluruskan kritikan yang datang terhadap pemilihan nama menteri di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Pemilihan menteri itu hak prerogatif Presiden dan sekarang kami harus menunjukan kepada mereka dan apa yang bisa kami berikan bagi masyarakat," tegasnya.

Sofyan menyerahkan penilaian dirinya dan menteri-menteri ekonomi lain kepada masyarakat. Para menteri hanya akan membuktikan dengan kerja, kerja, kerja sesuai jargon Presiden Jokowi.

"Biarkan publik yang nilai, kami tunjukkan saja dengan kerja sehingga kritikan itu tidak beralasan. Tapi mungkin tidak bisa memuaskan semua orang, karena kabinet sudah terbentuk dan itu kenyataan. Pemerintah hanya kerja sehingga harapan masyarakat yang besar kepada pemerintah bisa teralisasi," jelasnya.

Sebelumnya, Koalisi Merah Putih (KMP) menilai ada beberapa nama dalam Kabinet Kerja yang salah penempatan. "Nama-nama yang masuk ke kabinet banyak yang salah posisi, ditempatkan bukan pada tempatnya," kata juru bicara KMP Tantowi Yahya.

Tantowi mencontohkan, rekan-rekannya dari kalangan profesional parpol yang kini menjadi menteri. Salah satunya politisi Partai Hanura Yuddy Chrisnandi. Dia menilai jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) tak sesuai dengan latar belakang Yuddy.

"Yuddy Chrisnandi kan doktor ilmu pertahanan, (tapi) ditempatkan di MenPAN-RB. Bukan tak bisa bekerja, tapi perlu waktu," ujar politisi Partai Golkar itu.

Selain Yuddy, Tantowi pun menyebut nama Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin yang kini menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Menurut dia, jabatan tersebut kurang sesuai, sehingga akan butuh waktu bagi Saleh untuk menjalankan tugasnya sebagai menteri selama 5 tahun ke depan.

"Saleh Husin bukan insan perindustrian," ucap dia.

"Kalau mereka diletakkan namanya ke yang cocok, pasti lebih produktif. Jadi mereka nggak perlu belajar," tandas Tantowi. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.