Sukses

IHSG & Rupiah Kompak Lesu, Ini Jawaban Menteri Ekonomi

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah sangat berkomitmen melakukan reformasi fiskal.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini (28/10/2014) kompak melemah. Analis pasar melihat kondisi tersebut dipicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap penundaan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, besarnya anggaran subsidi BBM menjadi masalah bersama. Namun pemerintah belum membahas rencana penyesuaian harga BBM subsidi.

"Tunggu saja akan ada pengumuman dari pemerintah dalam kurun waktu tidak terlalu lama. Kita belum bisa tahu soal itu karena nggak membahasnya," terang dia usai Rakor Gabungan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden dan Wapres Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat berkomitmen melakukan reformasi fiskal.

"Tapi reformasi nggak ada yang mudah dan enak karena ada hal-hal yang harus diperhatikan," ujarnya.

Dijelaskan dia, apapun bentuk reformasi pasti akan memberikan dampak kepada masyarakat. Sehingga pemerintah ingin meminimalisir imbas dari sebuah kebijakan reformasi agar tak membebani masyarakat.

"Selain mempersiapkan kebijakan yang berdampak seminim mungkin ke masyarakat, tapi nggak berlangsung sesaat pula. Reformasi ini harus baik untuk jangka panjang. Jadi butuh persiapan yang baik, hati-hati dan memberi dampak minim," tegas Bambang.  

Sekadar informasi, Data valuta asing Bloomberg hari ini menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,5 persen ke level Rp 12.169 per dolar AS. Angka tersebut merupakan level terendah sejak perdagangan akhir bulan lalu.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), mencatat nilai tukar rupiah mengalami koreksi cukup parah ke level 12.158 per dolar AS. Sedangkan IHSG sepanjang perdagangan tercatat turun 22,99 poin atau 0,5 persen ke 5.001.

"Pasar masih penasaran dengan revisi subsidi BBM dan berharap mendapat kepastian sesegera mungkin setelah kabinet dibentuk," ungkap pakar strategi di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Khoon Goh.

Dia mengatakan, fakta bahwa isu tersebut bahkan belum dibahas dalam rapat kabinet membuat pasar menduga penyesuaian harga BBM akan tertunda. Dan itu akan mengecewakan para pelaku pasar. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.