Sukses

Listing Perdana, Saham Blue Bird Melejit ke Rp 7.200

Blue Bird merupakan perusahaan taksi terbesar di dunia yang memperjuangkan IPO di pasar modal Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, tak mempengaruhi perusahaan swasta menggelar aksi korporasi.

Sebut saja PT Blue Bird Tbk yang telah resmi mencatatkan saham perdana (Innitial Public Offering/IPO) di Bursa Saham Indonesia (BEI).

Di hari pertama perdagangan sahamnya (5/11/2014), sorak sorai mewarnai Gedung BEI lantaran harga saham operator taksi itu tercatat positif dengan harga tertinggi Rp 7.200 atau naik 10,7 persen dari harga penawaran perdana Rp 6.500 per saham. Sedangkan harga tertinggi Rp 7.500 per lembar saham.

Total frekuensi sebanyak 73 dan transaksi volume 2.700 lembar saham. Saat ini harga saham sudah menyentuh Rp 8.100 per lembar saham.

Acara listing ini dihadiri Direktur Utama BEI Ito Warsito, Presiden Direktur PT Blue Bird Tbk Purnomo Prawiro dan jajaran direksi lain.

Ito dalam sambutannya mengatakan, Blue Bird merupakan perusahaan taksi terbesar di dunia yang memperjuangkan IPO di pasar modal Tanah Air.

"Diperdagangkan dengan kode BIRD, diharapkan bisa terbang tinggi. Tapi sekali-kali harus tetap hinggap. Kehadiran Blue Bird, perdagangan saham akan semakin semarak dan akan menjadi salah satu saham koleksi investor pasar modal," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Purnomo menambahkan, tujuan IPO Blue Bird ingin memberikan kesejahteraan kepada karyawan, keluarga besar perseroan, stakeholder dan masyarakat.

"Sebanyak 5.200 orang jadi pemegang saham Blue Bird diantaranya 1.000 karyawan," paparnya.

Emiten berkode BIRD melantai di bursa dengan melepas sebanyak-banyaknya 376,5 juta saham senilai Rp 6.500. Jumlah itu sekitar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham perdana.

Dalam aksinya, Blue Bird menunjuk PT Credit Suisse Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT UBS Securitties Indonesia Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

Sebelumnya, perusahaan jasa transportasi terintegrasi dengan 15 anak usaha itu telah melakukan roadshow di tujuh kota yang merupakan pusat industri keuangan, yakni Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Hong Kong, London, New York dan Boston.

"Pada akhir masa book building, saham perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) beberapa kali," papar Purnomo.(Fik/Nrfm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.