Sukses

Jokowi Sibuk Genjot Investasi, Ekonomi Diprediksi Tetap Melambat

Pertumbuhan ekonomi tetap mengandalkan konsumsi (belanja pemerintah) dan investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan Indonesia akan mengecap pertumbuhan ekonomi 5,2 persen pada 2014. Pertumbuhan itu akan ditopang dari investasi dan konsumsi pemerintah. 
 
"Mudah-mudahan di kuartal IV akan naik, lebih baik sehingga pertumbuhan ekonomi tahunan bisa 5,2 persen," ucap Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Kamis (6/11/2014). 
 
Proyeksi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan estimasi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,5 persen. 
 
"Kalau (kenaikan harga BBM) mencakup Oktober-Desember ini, dampaknya belum kelihatan. Jika pun sudah ada, nggak akan terlalu besar," paparnya. 
 
Dijelaskan Bambang, dengan prediksi 5,2 persen di akhir tahun, berarti pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2014 harus mendekati level 5,2 persen.
 
"Mungkin (pertumbuhan ekonomi triwulan IV) harus 5,1 persen tapi mendekati 5,2 persen," lanjut dia. 
 
Lebih jauh kata dia, pertumbuhan ekonomi tetap mengandalkan konsumsi (belanja pemerintah) dan investasi. Apalagi Presiden Joko Widodo antusias untuk menggenjot investasi.
 
Sedangkan belanja pemerintah, tambah Bambang diperkirakan mencapai 93 persen-95 persen termasuk penyerapan anggaran subsidi. 
 
"Jokowi sangat bersemangat mendatangkan investasi. Tapi mudah-mudahan investasi dan konsumsi pemerintah dapat menolong pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir 2014," ucap Bambang. 
 
Sementara untuk realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,01 persen, tutur dia, dipengaruhi tekanan ekspor karena penurunan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit. 
 
"Konsumsi masih stabil walaupun agak sedikit melemah, investasi wait and see karena pemilu dan ketidakpastian hasil pemilu. Sedangkan pola penyerapan konsumsi pemerintah agak terlambat dan menurun akibat masa transisi serta pemangkasan anggaran," tukasnya. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.