Sukses

Setahun Lebih, BI Rate Tak Bergerak dari Level 7,5%

Langkah bank sentral menahan bunga acuan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,5 persen. Langkah tersebut membuat BI Rate terus berada di level yang sama selama 13 bulan.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan, langkah Bank Indonesia menahan BI Rate setelah mempertimbangkan level inflasi pada Oktober 2014 lalu.

"Kebijakan itu masih konsisten dengan upaya mengendalikan inflasi menuju sasaran 4,5 persen di 2014," jelas Agus dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Selain itu, langkah bank sentral menahan bunga acuan juga untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Sejalan dengan BI Rate, suku bunga Lending Facility dan Suku Bunga Deposit Facility juga tetap bertahan, masing-masing di level 7,5 persen dan 5,75 persen

Pada pekan lalu,  Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Oktober 2014 sebesar 0,47 persen, atau lebih tinggi dari bulan September 0,27 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,42.

Adapun laju inflasi year on year atau untuk periode September 2013 hingga September 2014 tercatat 4,83 persen. Sedangkan laju inflasi secara tahun kalender (year to date) tercatat 4,19 persen.

Sedangkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2014 tercatat defisit US$ 270,3 juta karena tingginya defisit pada sektor migas yang mencapai US$ 1,03 miliar.

Langkah Bank Indonesia menahan suku bunga ini sesuai dengan perkiraan ekonom dan analis.

Ekonom dari Universitas Atmajaya, Jakarta, Prasetyantoko memperkirakan BI bakal menahan suku bunga acuan karena inflasi yang terjadi pada bulan ini masih rendah. Sementara kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga belum diumumkan tanggalnya oleh pemerintah.

"‎Saya kira masih akan tetap, karena inflasi sekarang rendah. Sementara kenaikan harga BBM belum pasti juga," katanya.

Hal yang sama juga diprediksikan oleh Vice President PT Samuel Securitas, Muhammad Alfatih. Dia memperkirakan BI rate untuk ke 13 kalinya tetap di angka 7,5 persen.

"BI rate kami perkirakan tetap, karena sepertinya dengan level sekarang masih bisa mengcover laju inflasi yang sudah turun dan diimbangi dengan rencana kenaikan harga BBM‎," tegasnya. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.